Tanpa bisa dihindari, begitu banyak stereotip yang berkembang di masyarakat hingga sering kali membentuk prasangka. Adalah tantangan tersendiri bagi orangtua untuk membesarkan anak dengan pikiran yang bebas dari prasangka. Selain memberikan contoh dan teladan yang baik, salah satu media pembelajaran efektif yang bisa Moms dan Dads manfaatkan adalah buku dengan pesan yang tepat.
Buku Prasangka Moka yang dirilis bertepatan dengan Hari Buku Anak Internasional pada 2 April lalu, bisa menjadi pilihan. Buku kedua dari Seri Buku Toleransi ini mengangkat masalah prasangka dalam bentuk dongeng dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak. Melalui buku ini, penulis Sekar Sosronegoro menyampaikan pesan moral kepada anak agar tidak berprasangka dan menilai seseorang berdasarkan stereotip suku, agama, ras, maupun jenis kelamin.
Prasangka Moka berkisah tentang monyet kecil bernama Moka yang melakukan perjalanan melintas hutan untuk mengantarkan buah ke rumah neneknya. Dalam perjalanan inilah Moka bertemu dengan berbagai jenis binatang dan mengalami pergulatan batin akibat prasangka dalam pikirannya. Di akhir perjalanan, Moka belajar bahwa prasangka adalah sesuatu yang tidak baik dan dapat merugikan.
Diterbitkan oleh Penerbit Buah Hati, buku Prasangka Moka diperkaya dengan ilustrasi karya Mira Tulaar dan disunting oleh Nur Andini. Keduanya juga terlibat dalam pembuatan buku pertama Seri Buku Toleransi karya Sekar Sosronegoro yang berjudul “Kitu, Kucing Kecil Bersuara Ganjil”. Pemahaman akan perbedaan dan prasangka yang dihadirkan kedua buku ini menurut Sekar adalah bagian penting dari pendidikan toleransi yang sangat krusial untuk diajarkan kepada anak sejak dini.
Yuk Moms dan Dads, asah pikiran dan rasa Si Kecil dengan membacakan dongeng untuknya. Kunjungi www.bukutoleransi.com/referensi untuk kumpulan bacaan tentang menghindari prasangka. (Donna Asri/MA/Dok. M&B Indonesia)