FAMILY & LIFESTYLE

Amankan Lingkungan dan Keluarga dari Ancaman Teror



Peristiwa memilukan yang terjadi di Surabaya, Minggu (13/5) membuat masyarakat menjadi khawatir dan cemas. Hal ini juga dirasakan oleh warga di wilayah DKI Jakarta. Untuk itu, Polda Metro Jaya pun telah memberlakukan status Siaga 1 untuk tindakan pengamanan dan kewaspadaan.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan juga mengeluarkan instruksi untuk meningkatkan kewaspadaan. Instruksi ini ditujukan kepada jajarannya, dari wali kota hingga Kasatpol PP, juga masyarakat Jakarta agar dapat sigap menghadapi ancaman yang ada. Berikut isi instruksi tersebut:

1. Meningkatkan kewaspadaan, pengawasan dan penjagaan lingkungan, terutama objek vital dan titik kumpul massa.

2. Berkoordinasi erat, mendukung dan memfasilitasi semua kerja aparat keamanan setempat dalam mengelola risiko dan menjaga keamanan kota dan warga.

3. Menenangkan dan hanya memberikan informasi terverifikasi resmi dalam menjawab pertanyaan dan kekhawatiran warga.

4. Mengajak warga bersama-sama menjaga kerekatan sosial dan keamanan lingkungan.

5. Melibatkan Babinsa, Babinkamtibmas, RT, RW, FKDM, serta unsur lembaga kemasyarakatan lainnya untuk tetap menjaga kamtibmas di wilayah masing-masing.

6. Melaporkan setiap pantauan risiko dan perkembangan kondisi lingkungan kepada atasan langsung.

Membuat lingkungan dan keluarga aman.

Dads, Anda juga bisa ikut berkontribusi dengan tetap waspada pada setiap ancaman atau kondisi yang mencurigakan dengan melaporkannya pada aparat setempat. Dengan kerjasama antara pengurus di setiap wilayah serta masyarakat, maka dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai ancaman, termasuk bom seperti yang terjadi di Surabaya.

Selain membantu mengamankan lingkungan Anda, yang juga tak kalah penting adalah membuat aman keluarga, Dads. Caranya dengan bersikap wajar dan tidak berlebihan ketika mendengar atau melihat berita-berita mengenai terorisme. Anda mesti ingat, anak belajar dari orangtua. Jadi, kalau orangtua heboh, anak juga bisa heboh dan bisa menimbulkan efek lebih besar. Batasi juga gambar yang mengandung kekerasan, seperti tayangan televisi, foto korban, ataupun media sosial yang menyajikan berita-berita tentang terorisme. Hal ini untuk menghindari anak juga ikut melihatnya. Dan jika Si Kecil juga mengetahui hal tersebut, tidak perlu berbohong dengan alasan agar anak tidak ikut merasa khawatir. Ceritakan saja yang terjadi dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami Si Kecil. Dan jelaskan bahwa ia kini sudah aman karena sudah di rumah dan selalu dilindungi oleh ayahnya. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)