Ketika dilahirkan, otak bayi belum berfungsi sepenuhnya, karena jalinan sel sarafnya belum padat. Fungsi otak yang belum optimal akan membuat organ-organ tubuh tidak bisa bekerja dengan baik. Bagaimana cara mengoptimalkannya? Tentu saja dengan stimulasi dini.
Berikan stimulasi dini pada bayi sejak ia lahir, Moms. Stimulasi bermanfaat untuk kematangan saraf yang akan berguna pada masa belajarnya nanti. Saat menstimulasi saraf dan otak bayi, ada 7 sistem sensorik yang harus dirangsang, yaitu taktil (perabaan, belaian, dan sentuhan), visual (penglihatan), auditori (pendengaran), vestibular (keseimbangan), olfaktori (penciuman), proprioseptif (otot, sendi, dan ligamen), serta gustatori (pengecap). Jika sistem-sistem sensorik ini berkembang dengan baik, maka proses pencapaian kecerdasan kognitif, yang meliputi proses pembelajaran anak (academic learning), kegiatan sehari-hari (daily living activity), dan perilaku yang baik, akan terwujud. Si Kecil pun akan tumbuh menjadi individu yang baik.
Berikut 4 langkah menstimulasi dini bayi Anda:
1. Pijatan sehat. Pijat sehat bertujuan untuk menstimulasi kematangan saraf bayi dengan memberikan sentuhan dan tekanan untuk menimbulkan efek stimulasi, relaksasi, melancarkan peredaran darah.
2. Mandi ceria. Menurut neurosains, pada periode awal lahir, Si Kecil memerlukan suasana ayunan air seperti dalam kandungan, yang bermanfaat untuk mempertahankan sensitivitas sistem vestibular (kemampuan keseimbangan). Tak hanya itu, mandi juga memberikan stimulus pada pembuluh darah kapiler (bagian ujung saraf di permukaan kulit), karena di saat itu, terjadi perubahan suhu di luar dan di dalam tubuh Si Kecil.
3. Sentuhan lembut. Melalui sentuhan lembut sehabis mandi, Moms bisa memperlancar peredaran darah di area perut dan dada, yang bermanfaat bagi metabolisme tubuh dan membangun stimulus bagi antibodi Si Kecil.
4. Harum terawat. Langkah ini membantu menjaga kesehatan kulit dan rambut Si Kecil dengan keharuman khas, serta menstimulasi indera penciuman yang berhubungan dengan area pengendali emosi di otak dan pengaturan keseimbangan di tubuh. (M&B/SW/Dok. Freepik)