Induksi dinyatakan gagal jika bumil tidak bisa mencapai target kontraksi yang diinginkan. Baik atau tidaknya respons rahim terhadap obat kontraksi juga akan dilihat. Selain itu, apabila Anda tidak kuat atau mengalami nyeri berlebihan (hiperstimulasi), induksi dapat dihentikan. Banyak ibu hamil yang takut jika harus diinduksi, padahal seharusnya tidak perlu.
“Kadar keberhasilan induksi pada serviks yang sudah matang adalah 85 persen dan kondisi Anda akan dipantau terus. Jika Anda dinilai tidak mumpuni untuk melanjutkan proses induksi, pasti akan dihentikan. Karena itu, Anda tak perlu takut,” jelas dr Dwi Nurriana Sp.OG.
Dari penjelasan di atas, Moms tentu ingin tahu kondisi apa saja yang tidak memerlukan tindakan induksi. Berikut empat di antaranya:
- Mengalami plasenta previa atau kelainan letak plasenta yang menghalangi jalan lahir.
- Memiliki panggul yang sempit, sehingga bayi sulit keluar. Perlu diingat bahwa tujuan dari induksi adalah persalinan per vaginal alias persalinan normal.
- Riwayat caesar masih kurang dari 2 tahun. Jika dilakukan induksi, akan terjadi kontraksi. Dinding rahim Anda pun akan rentan sobek karena belum pulih total. Lebih baik tunggu hingga Anda mengalami kontraksi alami.
- Kelainan letak janin. Jika posisi bayi Anda melintang atau kepalanya miring, ia akan menghalangi jalan lahir. Induksi akan percuma karena jalan lahir Anda tertutupi. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)