Bulan Oktober diperingati sebagai Bulan Peduli Kanker Payudara Sedunia (Breast Cancer Awareness Month). Di bulan ini, kita kembali disadarkan akan bahayanya penyakit tersebut. Pita pink digunakan sebagai simbol kepedulian terhadap penderita kanker payudara sejak dicetuskan oleh The Susan G. Komen Breast Cancer Foundation di Amerika Serikat pada tahun 1991.
Kanker payudara merupakan penyakit yang disebabkan oleh berkembangnya sel kanker di daerah payudara. Penyakit ini kebanyakan menyerang perempuan, tetapi tidak tertutup kemungkinan laki-laki pun bisa terkena.
Kanker payudara sendiri menjadi salah satu jenis kanker paling populer dengan jumlah penderita nomor dua terbanyak di dunia. Di AS, 1 dari 8 perempuan mengidap penyakit ini. Dan setiap tahunnya ada sekitar 200 ribu perempuan terkena kanker tersebut. Setiap menit, setidaknya ada satu orang perempuan meninggal di AS karena penyakit ini.
Di Indonesia sendiri, menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013, kanker payudara merupakan salah satu prevalensi kanker tertinggi di Indonesia, yaitu 50 per 100.000 penduduk sesuai data dari Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan RI tahun 2013. Penyakit ini juga termasuk dalam 10 penyebab kematian terbanyak pada perempuan di Indonesia dengan angka kematian 21,5 per 100.000 penduduk.
Melihat betapa mengerikannya penyakit ini, siapa pun perlu memahami kanker payudara agar bisa mencegahnya sejak dini. Yang perlu diperhatikan dalam upaya mencegah jenis kanker ini adalah dengan mengetahui faktor risiko dan gejalanya.
Siapa saja yang berisiko terkena kanker payudara? Dijelaskan dalam situs Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), ada sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang berisiko terkena kanker payudara, yaitu:
• Risiko kanker payudara akan semakin besar atau meningkat seiring pertambahan usia seseorang.
• Perempuan yang memiliki riwayat kanker payudara berisiko terkena penyakit ini 2 kali lipat.
• Menstruasi pertama sebelum 12 tahun.
• Menopause terlambat setelah 55 tahun.
• Tidak menikah.
• Tidak pernah melahirkan.
• Melahirkan anak pertama di usia di atas 30 tahun.
• Mengikuti terapi hormon.
• Menggunakan pil KB.
• Tidak menyusui.
• Mengonsumsi minuman beralkohol.
• Kelebihan berat badan (terutama setelah masuk periode menopause) dan tidak berolahraga.
Menurut dr. Dr Yadi Permana Sp.BOnk(K), spesialis bedah onkologi dari RS Fatmawati Jakarta Selatan, tidak semua kelainan pada payudara adalah kanker. Oleh karena itu Anda perlu dengan jeli melihat perubahan pada payudara Anda, misalnya adakah benjolan, perubahan kulit, puting dan lain-lain.
Ciri-Ciri Benjolan yang Dicurigai Kanker Payudara:
• Hanya pada 1 payudara.
• Permukaan tidak rata.
• Tidak mudah digerakkan.
• Sering tanpa disertai rasa nyeri.
Perubahan pada Kulit:
• Kemerahan.
• Terdapat cekungan seperti lesung pipi.
• Tampak seperti kulit jeruk.
Perubahan pada Puting:
• Luka pada puting tidak sembuh lebih dari 6 bulan.
• Keluar cairan merah atau kecokelatan.
• Puting tertarik ke dalam.
• Kulit puting menebal.
Kanker payudara sangat berbahaya dan harus diwaspadai sejak dini. Meskipun demikian, penyakit ini dapat dicegah dengan perilaku hidup sehat, rutin melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) yang dilakukan oleh setiap perempuan dan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) oleh tenaga kesehatan terlatih untuk deteksi dini adanya kanker payudara. (MB/SW/Dok. Freepik)