TODDLER

Cara Tepat Tangani Anak yang Suka Mengganggu



Moms, memiliki anak yang cerdas tentu membanggakan. Namun tak jarang anak cerdas dicap sebagai pengganggu atau pembosan. Mereka lebih cepat dalam menangkap sesuatu sehingga sikapnya menjadi sudah serba tahu dan serba bisa. Ia cenderung menjadi 'pengganggu' karena ia banyak 'menganggur'. Psikolog Rosdiana Setyaningrum, M.Psi, M.HPEd menjelaskan, hal ini bisa terjadi ketika teman-temannya yang lain masih memerlukan waktu untuk mencerna suatu pelajaran.


Untuk mengatasi situasi ini, Moms dapat berdiskusi dengan guru mengenai minat Si Kecil, sehingga ia dapat diarahkan mengerjakan apa yang ia sukai setelah mengerjakan tugas rutinnya agar ia tidak mengganggu.


Moms juga sebaiknya memerhatikan pola makannya. Lihat apakah ada makanan yang membuat Si Kecil menjadi sangat aktif. Bila ada, coba hilangkan dari menunya dan lihat reaksinya. Mengajak anak berolahraga secara teratur juga akan membuatnya lebih fokus.


Perhatikan pula pola asuh di rumah. Biasakan Si Kecil untuk bekerja sama melakukan apa yang Anda minta. Latihan ini akan membantunya untuk berusaha menyelesaikan pekerjaan 'milik' orang lain, bukan melakukan segala sesuatu sesuai kehendaknya sendiri.


Bila Moms sudah melakukan itu semua dan Si Kecil masih tetap sangat aktif dan cenderung mengganggu di kelas, ia bisa dibawa ke psikolog anak untuk diobservasi. Mungkin saja ia mengalami gangguan perilaku yang bisa menimbulkan masalah perilaku pada anak. Semakin dini ditangani, gangguan perilaku itu biasanya akan bisa dikendalikan.


Tanda Masalah Perilaku Anak

Setiap anak pernah melakukan perbuatan buruk, misalnya mengganggu, mengambek, atau membangkang. Biasanya, gangguan perilaku disebabkan oleh stres yang ditimbulkan dari sebuah peristiwa atau rangkaian peristiwa. Misalnya, kelahiran anggota keluarga baru, perceraian, dan kematian anggota keluarga.

Perubahan perilaku disebut gangguan perilaku jika berlangsung lebih dari 6 bulan dengan intensitas gangguan yang semakin parah. Ciri gangguan perilaku menurut Medlineplus.gov:

1. Membahayakan diri sendiri, orang lain, atau hewan di sekitarnya.

2. Tidak berminat sekolah, membolos, atau tidak mengikuti sekolah dengan baik.

3. Mencuri atau berbohong.

4. Sering mengamuk dan beradu argumen.

5. Membangkang, terutama terhadap orang dewasa yang posisinya kuat, misalnya guru atau orang tua.

6. Menunjukkan ketertarikan akan aktivitas seksual, merokok, atau minum alkohol. Pada balita, mereka akan mengamati orang dewasa kemudian diam-diam menirunya.

7. Merusak atau menghancurkan benda-benda. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)