BUMP TO BIRTH

Mengenal Lebih Jauh tentang Keputihan Saat Kehamilan



Kondisi basah pada vagina merupakan hal yang wajar. Namun jika cairan yang keluar berwarna dan beraroma tidak sedap, itulah yang mesti Moms waspadai. Apalagi jika menimbulkan gejala gatal-gatal pada vagina, bisa jadi itu tanda keputihan. Meningkatnya kadar dan frekuensi keputihan merupakan hal yang normal pada masa kehamilan.

Meskipun begitu, Moms perlu mengenal dan memahami lebih jauh hal-hal seputar keputihan. Berikut beberapa pertanyaan mengenai keputihan dan penjelasannya.

T: Apakah vagina yang gatal sudah pasti keputihan?

J: Tidak juga. Jika gatalnya disertai dengan keluarnya cairan vagina yang abnormal dengan tekstur kental, lengket, berwarna kehijauan atau kekuningan dan berbau menyengat, itulah tandanya Anda mengalami keputihan (fluor albus). Keputihan biasanya juga disertai rasa gatal, sehingga kulit vagina kemerah-merahan dan disertai rasa sakit saat buang air kecil.

T: Apakah cairan yang keluar dari vagina merupakan tanda keputihan?

J: Tidak. Setiap hari vagina mengeluarkan sedikit cairan. Itu normal selama cairan encer, berwarna putih agak bening bercampur dengan warna sedikit putih, tidak gatal, dan tidak berbau.

T: Apa yang menyebabkan keputihan?

J: Penyebab keputihan adalah beberapa jenis kuman penyakit, yaitu:

• Bakteri, antara lain Chlamydia triachomatis dan Gardenella, serta bakteri yang termasuk dalam bakteri infeksi menular seksual, seperti Gonococcus (penyebab GO) dan Treponema pallidum (penyebab sifilis).

• Jamur, misalnya Candida albican. Kebanyakan wanita mengalami keputihan akibat jamur jenis ini.

• Virus, misalnya virus herpes dan human papyloma virus (HPV) dari hubungan seksual. Gejala keputihan akibat virus seringkali tidak khas, hanya berwarna putih dan tidak berbau, kecuali kalau sudah timbul luka-luka atau timbul kanker leher rahim, maka keputihan berbau busuk dan berwarna kemerahan. Salah satu penyebab kanker leher rahim adalah infeksi virus HPV. Hal ini dapat dicegah dengan vaksinasi.

T: Mengapa ibu hamil rentan menderita keputihan?

J: Keputihan yang dialami ibu hamil disebabkan oleh:

• Adanya perubahan hormonal akibat peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang dihasilkan plasenta.

• Akibat peningkatan aliran darah di rahim dan vagina yang mengakibatkan produksi cairan vagina bertambah.

• Karena kehamilan mengakibatkan vagina yang bersifat asam menjadi basa, sehingga keputihan mudah terjadi, apalagi bila daerah itu lembap.


T: Apakah keputihan selama kehamilan mesti diwaspadai?

J: Iya, karena jika tidak segera diobati, bisa menimbulkan infeksi dan berakibat fatal. Pada kehamilan, misalnya, infeksi jamur Candida albican meningkatkan risiko pecahnya selaput ketuban sehingga janin keguguran atau persalinan prematur. Selain itu, keputihan yang tidak teratasi dapat menular ke bayi saat persalinan dan menular lagi ke ibu saat menyusui, sehingga terjadi mastitis atau peradangan puting dan payudara.

T: Bagaimana menangani keputihan saat hamil?

J: Sebaiknya segera ke dokter karena keputihan harus diatasi sesuai penyebabnya. Bila penyebabnya peningkatan aktivitas hormon, tidak perlu pengobatan khusus sebab sembuh sendiri setelah bersalin. Bila penyebabnya infeksi kuman penyakit, pengobatan sesuai dengan jenis kuman: jamur, bakteri atau virus. Antibiotik diberikan bila pembentukan janin sudah lengkap dan kuat, yaitu di trimester kedua atau ketiga.


T: Bisakah keputihan dicegah?

J: Bisa. Caranya mudah, kuncinya adalah menjaga kebersihan dan kelembapan vagina dengan:

• Rutin membersihkan vagina dengan benar, yaitu dari arah depan ke belakang. Setelah itu, keringkan dengan handuk.

• Bilas dengan air bersih setiap selesai buang air kecil dan air besar. Lalu keringkan.

• Ganti celana dalam sehabis mandi. Jangan pakai celana ketat dan panty liner yang bisa membuat vagina menjadi lembab.

• Pilih celana dalam dari katun yang menyerap keringat.

• Hindari penggunaan sabun non pH balanced, sebab mengubah keasaman vagina

• Jaga daya tahan tubuh agar infeksi bakteri atau jamur sulit menyerang. (M&B/SW/Dok. Freepik)