BABY

Waspada Asfiksia!



Angka kematian newborn di seluruh dunia memang mencengangkan! Dari 130 juta kelahiran, 4 juta bayi di antaranya meninggal di usia yang belum genap 1 bulan. Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), 4 sampai 9 juta bayi yang lahir per tahunnya mengalami asfiksia yang membuat nyawanya tak tertolong. Bahkan di Indonesia, sebanyak 27 persen kematian newborn tersebut disebabkan oleh kasus asfiksia-- penyebab ke-2 tertinggi kematian bayi setelah prematuritas. Apa sebenarnya asfiksia ini?

Asfiksia perinatal adalah keadaan saat newborn tak dapat bernapas secara spontan dan teratur, karena kurangnya asupan oksigen (hipoksia), tingginya kadar karbon dioksida di dalam darah (hiperkapnia), serta kurangnya aliran darah ke organ (iskemia).

Sering kali, seorang bayi yang mengalami kondisi gawat janin sebelum persalinan akan mengalami asfiksia sesudah persalinan. Menurut dr. Risma Kerina Kaban, Sp.A(K) dari Divisi Perinatologi FKUI-RSCM, Jakarta, masalah ini sangat berkaitan dengan kondisi ibu, tali pusat dan plasenta, ataupun kondisi bayi itu sendiri saat masih di dalam kandungan atau antepartum (50 persen), saat persalinan atau intrapartum (40 persen), serta sesudah persalinan atau postpartum (10 persen).

Pentingnya Tangisan Newborn

Pada setiap persalinan, baik spontan, dengan alat, ataupun operasi, selalu diupayakan agar Si Bayi bisa segera menangis dan bernapas dengan spontan dan jelas. Jika newborn tidak menangis atau menangis tetapi tidak kuat, dan juga terlambat menangis, berarti paru-paru Si Bayi tidak mengembang dengan baik. Hal inilah yang akan memengaruhi fungsi organ-organ vital tubuhnya.

Faktor Risiko Asfiksia

Bayi yang terlahir dengan asfiksia memiliki tanda-tanda fisik tubuh yang membiru dan sangat pucat. Dilaporkan, kasus bayi asfiksia yang banyak dijumpai di Indonesia, terjadi karena Si Ibu tidak rutin bahkan tidak pernah memeriksakan kehamilannya. Risiko asfiksia dapat meningkat dalam kondisi ibu atau bayi tertentu. Dapatkan informasi lengkap seputar faktor ibu dan bayi terhadap risiko asfiksia hanya di majalah Mother and Baby Indonesia edisi November 2013! (Dian/Dok. M&B)