Perdarahan pasca-persalinan (postpartum hemorrhage) yang tidak normal adalah perdarahan hebat yang pada umumnya sulit dihentikan, dan merupakan komplikasi serius yang cukup jarang terjadi. Namun jika dapat segera diatasi dengan baik, perdarahan pasca-persalinan dapat mengurangi risiko morbiditas ibu yang mengalaminya.
Ada banyak hal yang menjadi faktor perdarahan pasca-persalinan. Rahim gagal berkontraksi setelah proses persalinan yang panjang dan sulit, rahim yang terlalu meregang karena kehamilan kembar atau ukuran bayi yang besar, atau produksi ketuban yang terlalu berlimpah, juga dapat menjadi faktor pemicu. Selain itu, Plasenta yang tertinggal di dalam atau terlepas secara prematur, kondisi ibu yang terlalu lemah pada saat proses persalinan, dan robekan jalan lahir.
Menurut Dr. Ivan R. Sini, SpOG dari RS Bunda Jakarta, ini biasanya terjadi karena pengaruh dari penggunaan alat bantu persalinan seperti forceps. Forceps bisa meningkatkan cedera jalan lahir. Demikian juga halnya dengan vakum, tapi risiko yang ditimbulkan lebih kecil. Ini sebabnya para dokter kandungan lebih banyak menggunakan vakum daripada forceps.
Infeksi, placenta praevia, dan penggunaan obat-obatan tertentu seperti aspirin, ibuprofen, gingko biloba, vitamin E yang terlalu banyak, serta obat herbal atau suplemen juga bisa menjadi penyebab perdarahan pasca-persalinan. Anda juga harus hati-hati dengan masalah pembekuan darah. Ada orang-orang yang mempunyai masalah pembekuan darah, yaitu kondisi kadar trombosit yang rendah. Ada juga yang mengalami faktor pembekuan darah yang salah.
"Umumnya, saat terjadi perdarahan, tubuh akan membuat suatu reaksi balik dengan membentuk suatu bekuan darah. Pada orang-orang yang mengalami masalah pembekuan darah, bekuan darah yang dibentuk tubuhnya ternyata tidak mampu menghentikan darah yang keluar, sehingga terjadilah proses perdarahan," ungkap Dr. Ivan.
Gejala dan Penanganan
Perdarahan pasca-persalinan yang tidak normal biasanya ditandai dengan keluarnya darah dalam jumlah dan intensitas yang melampaui batas normal dan berlangsung sampai lebih dari beberapa jam setelah persalinan.Jika belum juga berhasil, pemasangan balon pompa (intrauterine inflated balloon) di dalam rahim yang berfungsi sebagai penyumbat aliran darah bisa dijadikan alternatif. Jalan terakhir dan satu-satunya yang akan dilakukan jika balon penyumbat ini tidak kunjung menghentikan perdarahan adalah dengan operasi pengangkatan rahim.
Pencegahan
Khususnya pada trimester terakhir kehamilan dan setelah proses persalinan, sebaiknya hindari mengonsumsi obat-obatan atau suplemen yang dapat menghambat penggumpalan darah. Konsultasikan mengenai pemakaian obat-obatan selama hamil dengan dokter kandungan Anda.
(Sandra D./motherandbabypicturelibrary)