TODDLER

5 Cara Mengatasi Persaingan antara Kakak dan Adik



Jika Anda memiliki dua anak atau lebih, hal yang dikhawatirkan adalah terjadinya kompetisi antar saudara atau sibling rivalry. Mereka akan merasa saling iri, cemburu, hingga timbul rasa persaingan untuk mendapatkan perhatian dari orang tuanya.

Situasi ini bisa terjadi saat Moms tengah mengandung anak kedua. Tak jarang hal ini membuat si kakak menjadi lebih rewel atau lebih manja kepada ibunya. Bahkan, rasa iri bisa berlanjut saat si adik lahir dan perhatian Moms dan Dads lebih tersita untuk mengurusnya daripada untuk si kakak.

Hal tersebut bisa saja berlanjut hingga si adik tumbuh besar. Perasaan tidak adil yang dirasakan si kakak pun dapat membuatnya ingin kembali mendapatkan perhatian yang ia terima sebelum adiknya dikandung sang ibu.

Jika situasi ini berlanjut dan tidak disikapi secara bijak, maka sifat kompetitif di antara kedua kakak beradik ini bisa tumbuh dengan efek negatif. Bahkan bisa mengganggu perkembangan EQ, di mana mereka tidak merasakan simpati dan empati kepada orang lain.

Agar sibling rivalry bisa diatasi dengan baik, Mother&Baby punya 5 tips yang bisa Moms terapkan pada anak. Dengan perlakuan yang bijak, maka si kakak dan si adik bisa tumbuh dengan sifat kompetitif yang lebih positif, bukan dengan bertengkar yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak.


1. Bersikap Adil

Usahakan agar Moms dan Dads tidak membandingkan anak-anaknya. Luangkan waktu untuk masing-masing anak secara bergiliran, dan fokus hanya pada kelebihan masing-masing anak. Ini akan mengurangi persaingan tidak penting antar saudara.


2. Beri Bimbingan

Berbicaralah kepada mereka mengenai perasaan marah, cemburu, dan diabaikan yang mereka rasakan.


3. Puji Mereka

Anda bisa mengurangi rasa iri dari masing-masing anak dengan cara memuji mereka secara seimbang. Puji saat anak-anak Anda bisa bermain bersama tanpa keributan atau menyelesaikan tugas dengan berbagi sesuai kemampuan dan perasaan gembira.


4. Ajari Mengatasi Konflik

Latih Si Kecil untuk mengatasi masalah dan konflik yang timbul secara mandiri. Hindari terlalu banyak memberi intervensi karena mereka akan menjadi tergantung pada Anda.


5. Dorong Perilaku Positif

Buat sistem reward dan punishment untuk perilaku yang mereka perbuat. Misalnya, jika berbuat buruk, artinya ia bisa dihukum. Dan jika berbuat baik, maka ia akan mendapat pujian. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)