Di masa pertumbuhan dan perkembangannya, asupan nutrisi sehat sangat penting untuk Si Kecil. Tak hanya makronutrien, mikronutrien seperti zat besi pun dibutuhkannya. Namun, hasil penelitian mengungkapkan bahwa hanya 8 dari 10 anak yang tercukupi kebutuhan zat besinya. Padahal, kekurangan zat besi bisa menimbulkan anemia yang akan memengaruhi perkembangan Si Kecil.
Kebutuhan zat besi di tahun pertama bayi diketahui meningkat hampir 2 kali lipat. Air susu ibu (ASI) merupakan salah satu sumber nutrisi yang juga mengandung zat besi. Asupan ini penting terutama untuk 6 bulan pertamanya. Setelah itu, barulah Si Kecil memerlukan makanan tambahan, yaitu makanan pendamping ASI (MPASI).
Seperti dikutip dari Mother&Baby UK dalam artikel berjudul Is Your Baby Getting Enough Iron?, kebutuhan zat besi harian anak adalah sekitar 6,9 mg. Untuk mencapai angka ini tentu tidaklah mudah. Mengapa? Misalnya saja, sepotong sandwich keju yang terbuat dari 1 tangkup roti gandum dan keju dengan makanan penutup 1 buah apel hanya mengandung 0,9 mg zat besi. Oleh karenanya, diperlukan suplemen zat besi untuk menutupi kekurangan tersebut.
Untuk memastikan apakah bayi Anda kekurangan zat besi, Michael K.Georgieff, dokter spesialis anak asal Amerika Serikat menganjurkan pemeriksaan darah. Namun, hal tersebut baru bisa dilakukan saat Si Kecil berusia 9 bulan. Hal ini disebabkan level zat besi dalam tubuhnya cenderung menurun di usia tersebut. The American Academy of Pediatrics (AAP) pun menganjurkan agar tes darah ini dilanjutkan pada saat bayi sudah genap 1 tahun. Jadi, pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak tepercaya sebelum Anda memutuskan untuk memberi Si Kecil suplemen atau makanan tambahan kaya zat besi. Ingatlah bahwa asupan zat besi yang berlebihan justru dapat membahayakan tubuh, termasuk menyebabkan kerusakan hati. (Gita/DMO/Dok. M&B)