Saat bayi sudah mulai aktif, ia akan lebih sering bergerak, seperti merangkak atau menyentuh berbagai benda yang ada di sekitarnya untuk mencari tahu. Hal ini ternyata dapat membuat Si Kecil berisiko mudah terkena penyakit, salah satunya pilek, karena sistem imun atau daya tahan tubuhnya yang belum kuat. Untuk itu, penting bagi Moms mengetahui penyebab dan cara mengatasi pilek pada bayi.
Penyebab Pilek pada Bayi
Bayi sendiri diketahui paling sering terkena pilek saat musim hujan. Kondisi ini disebabkan membran di dalam hidungnya akan mengering akibat udara dingin. Virus pun menjadi lebih mudah untuk berkembang biak di area tersebut.
Selain itu, pilek juga disebabkan oleh munculnya virus yang dibawa anak atau orang dewasa lain di sekitarnya yang tengah sakit. Dilansir melalui Babycenter, rata-rata anak bisa terkena pilek 6-10 kali dalam satu tahun. Risikonya menjadi lebih tinggi, sekitar 12 kali selama setahun apabila Si Kecil dititipkan di daycare.
Bayi yang berusia sekitar 0-4 bulan masih menggunakan hidungnya sebagai jalan napas utama (obligat nasal breather). jadi, bila terdapat lendir di hidung Si Kecil, tentu ia akan merasa tidak nyaman dan menjadi rewel. Begitu juga apabila pada saat hidungnya tersumbat, mulutnya juga tertutup untuk menyusu. Lendir ini lama-kelamaan akan mengental di dalam hidung dan kemudian berubah warna menjadi abu-abu, kuning, atau kehijauan. Biasanya, pilek juga akan disertai dengan batuk atau demam sekitar satu minggu berikutnya, Moms. Meskipun begitu, Si Kecil akan tetap aktif dan memiliki nafsu makan yang normal.
Mengatasi Pilek pada Bayi
Saat bayi mengalami pilek, sebaiknya hindari menaruh Si Kecil di ruangan yang memiliki suhu dingin, agar lendir tidak semakin menyumbat jalan napasnya. Moms juga bisa memperbanyak asupan ASI buatnya. Saat bayi sulit menyusu langsung, berikan ASI perah dengan sendok, cangkir, atau pipet. Bayi juga biasanya akan merasa lebih nyaman bila tidur dengan posisi kepala lebih tinggi. Anda bisa memangku Si Kecil dalam posisi tengkurap di atas lutut, lalu tepuk punggungnya pelan. Ini dapat membuat Si Kecil bernapas dengan lebih nyaman.
Yang penting untuk diingat, Moms tidak boleh sembarangan memberikan obat bebas saat Si Kecil mengalami pilek. Sebab, efek sampingnya dapat membahayakan kondisi bayi Anda. Apabila saat kondisi ini terjadi, pola makan dan keaktifannya tidak berpengaruh, maka ia tidak perlu mendapat perlakuan khusus. Namun, jika bayi usia 3 minggu mengalami demam atau sesak napas (frekuensi napas lebih dari 50 kali per menit atau hidung terlihat kembang kempis atau ada retraksi di antara tulang-tulang iga), sebaiknya Moms segera membawa Si Kecil ke dokter. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)