BABY

Moms, Ini Mitos dan Fakta Pemberian MPASI untuk Anak



Bayi usia 6 bulan sudah bisa dikenalkan dengan MPASI. Sebab, dalam pertumbuhannya mereka membutuhkan nutrisi lebih dari ASI yang mereka dapat. Pemberian MPASI diawali dengan pure atau bubur halus dengan bahan sayur, buah, atau lauk lainnya.

Banyak mitos yang beredar seputar pemberian MPASI, namun tidak semuanya benar. Terdapat beberapa hal yang keliru dan Anda perlu tahu mengenai fakta sebenarnya. Agar tidak terjebak dengan mitos keliru, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan faktanya berikut ini.


Mitos: Hindari pemberian hati untuk MPASI karena hati adalah organ yang penuh racun.

Fakta: Hati justru bagus diberikan kepada bayi karena kaya akan zat besi yang dibutuhkan anak.


Mitos: Kenalkan sayuran dulu, buah kemudian.

Fakta: Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa pemberian buah dapat mempersulit penerimaan sayur. Karenanya, sayur dan buah dapat dikenalkan secara bersamaan.


Mitos: Madu boleh dicampurkan pada MPASI agar rasanya lebih enak.

Fakta: Sebaiknya madu tidak diberikan pada bayi di bawah 12 bulan, karena dapat menyebabkan infant botulism yang menyerang sistem saraf bayi. Penyakit ini bahkan bisa menyebabkan kematian karena lemahnya otot napas bayi Anda.


Mitos: Berikan sumber karbohidrat saja, tunda pemberian daging sampai usia 8-10 bulan. Tunda pemberian ikan, telur sampai usia 1 tahun.

Fakta: Tidak ada urutan tertentu dalam pemberian MPASI. Karbohidrat, protein (daging, ayam, telur, dan ikan), sayuran, dan buah-buahan dapat diberikan sejak usia 6 bulan. Penundaan pemberian ikan dan telur sampai usia satu tahun tidak berguna untuk mencegah alergi.


Mitos: Belum tumbuh gigi jangan memberikan makanan bertekstur.

Fakta: Anak memiliki periode emas untuk belajar makan seperti belajar mengunyah dan menelan. Jika periode ini terlewatkan, dikhawatirkan anak akan mengalami gangguan kemampuan makan. Anak dapat mengolah makanan lunak tanpa gigi.


Mitos: Jangan menambahkan gula dan garam.

Fakta: Di bawah usia 1 tahun, anak sebaiknya diberikan gula dan garam sesedikit mungkin. Anak boleh diberikan gula dan garam jika dengan pemberian gula dan garam dapat membuat anak mau makan. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)