BABY

Wajarkah Jika Bayi Jarang Menangis? Ini Jawabannya



Setelah lahir, bayi akan melakukan komunikasi dengan orang terdekatnya melalui tangisan. Entah karena ia merasa lapar/haus, popok yang penuh, merasa tidak nyaman dalam sebuah ruangan atau kondisi tertentu, atau hanya ingin sekadar dipeluk saja.

Anda pun memiliki peran penting untuk memahami arti tangisannya. Namun, mungkin saja Si Kecil lebih jarang menangis atau rewel, dibanding anak bayi lainnya. Nyatanya, hal ini dipengaruhi oleh sifat atau temperamen bayi yang unik dan berbeda-beda.


Mengukur Temperamen Bayi

Temperamen bayi akan terlihat pada saat mereka merasa terkejut atau menangis dalam situasi yang baru dialaminya. Karenanya, temperamen bayi akan berbeda-beda, tergantung cara mereka menghadapi situasi tersebut. Lalu, bagaimana cara mengetahui tingkatan temperamen bayi?

• Melihat tingkat aktivitas Si Kecil, di mana mereka nampak gelisah dan aktif ketika melakukan kegiatan atau cenderung lebih tenang dan santai.

• Memiliki jadwal makan, tidur, dan bermain secara rutin atau hanya melakukannya tanpa ada keteraturan jadwal.

• Dapat beradaptasi atau memperlihatkan reaksi tertentu dengan lingkungan dan orang yang baru ia kenal, serta mampu untuk pulih dengan cepat ketika marah.

• Mengamati sensitivitas Si Kecil saat berada di ruangan dengan cahaya terang, suara keras, atau baju baru dengan bahan yang berbeda dari biasanya.

• Perubahan mood yang terlihat senang atau lebih sering murung dan mudah marah/rewel.

• Intensitas tangisan ketika senang atau marah, juga saat ia nampak mudah bergaul atau menjadi lebih pemalu.

Jadi, bayi yang jarang menangis mungkin saja karena memang sudah sifat dasar bayi yang cenderung lebih tenang. Hal ini akan memudahkan Anda untuk bisa menghadapi perilaku Si Kecil, tanpa perlu khawatir berlebihan.


Gejala Penyakit Berbahaya

Namun, bayi yang jarang menangis bisa menjadi salah satu gejala dari suatu penyakit yang berbahaya. Beberapa penyakit berbahaya tersebut di antaranya adalah:

• Adanya kelainan di pita suaranya, sehingga bayi yang terlihat menangis namun tidak terdengar suara tangisannya.

• Hipotiroid kongenital atau kekurangan hormon tiroid juga merupakan salah satu kondisi yang menyebabkan bayi jarang menangis. Selain itu, bayi juga menjadi kurang aktif dan lebih banyak tidur, lidah yang membesar serta terjulur, juga pusar menonjol dan kulit yang menjadi kering.

• Bayi mengalami stres, yang disebabkan pengalaman menyakitkan dan menegangkan berulang yang dirasakannya awal kehidupan. Hal tersebut pun akan menimbulkan dampak negatif, yang berpengaruh pada perkembangan sistem saraf pusat. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)