Bayi memang belum memiliki sistem imunitas yang cukup kuat. Hal ini membuatnya rentan terkena penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri, seperti batuk. Sayangnya, pemberian obat belum boleh dilakukan karena bisa memberikan efek samping pada Si Kecil. Obat batuk baru bisa diberikan saat anak berusia 6 tahun ke atas.
Jenis-jenis batuk pada bayi
Batuk yang dapat menyerang bayi (juga orang dewasa) dikategorikan menjadi dua: batuk kering yang bisa terjadi karena alergi atau kedinginan dan membuat tenggorokan mengalami peradangan dan batuk basah yang bisa menimbulkan dahak dan jika dibiarkan menggumpal dapat mengganggu pernapasan Si Kecil.
Selain itu, batuk umumnya disertai dengan sakit tenggorokan dan rasa tidak nyaman yang dialami membuat bayi jadi lebih rewel. Batuk yang disebabkan virus atau bakteri hingga menimbulkan infeksi pun beragam jenisnya. Anda perlu mewaspadai jika bayi terkena jenis-jenis batuk berikut ini, Moms.
1. Brochiolitis
Ini merupakan infeksi yang biasa dialami pada tahun pertama bayi. Penyebabnya adalah cuaca yang dingin serta saluran udara kecil ke paru-paru yang terinfeksi dan berlendir. Bayi akan mengalami batuk kering dan kehilangan selera makan. Batuk ini juga memicu pilek, infeksi telinga, batuk croup, dan pneumonia.
2. Batuk croup
Bayi di usia 6 bulan hingga 3 tahun sangat mudah terkena batuk ini. Ia akan kesulitan bernapas karena jalan napas ke paru-paru (trakea) membengkak. Suara batuk yang keluar pun seperti gonggongan. Gejalanya, Si Kecil akan mengalami demam dan terdapat ingus di dalam hidungnya.
3. Batuk rejan
Batuk ini disebabkan oleh infeksi bakteri yang memengaruhi area paru-paru dan saluran udara. Bayi akan terengah-engah, mengalami demam ringan, dan disertai flu. Batuk ini bisa disembuhkan dengan vaksinasi.
Cara mengatasi batuk pada bayi
Jika Si Kecil mengalami batuk, Moms perlu usahakan untuk mengatasinya terlebih dahulu. Pasalnya, batuk juga bisa terjadi dengan gejala pembengkakan getah bening di ketiak, leher, dan belakang kepala bayi. Untuk mencegahnya, atasi batuk dengan cara berikut ini.
1. Mencukupi cairan tubuh bayi
Saat bayi mengalami batuk, akan timbul lendir yang menyumbat area pernapasannya. Moms bisa memberikan ekstra ASI (atau sufor) sebagai cairan tambahan. Saat tubuh bayi tercukupi cairan, hal ini bisa membuka jalan napasnya, sehingga Si Kecil pun bisa bernapas lebih leluasa.
2. Menghirup uap panas
Batuk pada bayi bisa mereda dengan membuatnya menghirup uap panas. Anda bisa memasak air panas, kemudian letakkan di wadah dan dekatkan Si Kecil hingga terkena uapnya. Berhati-hatilah agar bayi tidak terkena air panas tersebut. Menggunakan shower dengan air panas juga bisa menimbulkan uap yang bisa dihirup Si Kecil.
Baca juga: 8 Essential Oil untuk Meredakan Batuk Pilek
3. Meneteskan saline
Saline atau air garam merupakan sebuah larutan yang bisa Anda dapatkan di apotek. Gunakan pipet untuk meneteskannya ke hidung bayi yang tersumbat. Posisikan kepala Si Kecil menengadah, lalu berikan 2-3 tetes larutan. Diamkan selama 30 detik, kemudian bersihkan dengan cotton buds.
4. Memosisikan kepala bayi lebih tinggi
Hidung yang tersumbat akan membuat bayi jadi gelisah dan sulit tidur. Untuk itu, Anda bisa menambahkan bantal atau gulungan handuk di bawah kasur Si Kecil. Hal ini akan membuat posisi kepalanya lebih tinggi dan membuatnya lebih mudah bernapas.
5. Istirahat cukup
Ketika bayi sakit, ia akan tidak bersemangat, gelisah, kehilangan nafsu makan, hingga sulit beristirahat. Cobalah untuk menidurkannya sesuai jadwal, dengan menggendong Si Kecil sampai ia tertidur, lalu baringkan ia di ranjangnya agar ia bisa tidur dengan lebih tenang.
Namun, jika Anda sudah mencoba melakukan cara-cara di atas, tapi batuk Si Kecil tak kunjung reda, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat, Moms. (M&B/Vonia Lucky/SW/Foto: Freepik)