BABY

7 Mitos dan Fakta tentang Bonding Ibu dan Anak



Banyak beredar berbagai informasi mengenai baby bonding sampai cara pengasuhan anak yang tepat yang mungkin sering Anda dengar, Moms. Saking banyaknya informasi yang beredar, hal itu bisa jadi membuat Anda tidak lagi bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. 


7 Mitos dan Fakta Tentang Bonding Ibu dan Anak

1. Bayi yang dilahirkan secara alami akan memiliki ikatan ibu dan anak lebih kuat.

Fakta: Bila Moms kebetulan melahirkan secara caesar, tidak perlu berkecil hati. Mitos ini sangatlah tidak benar. Bonding antara Moms dengan bayi adalah usaha aktif antara ibu dan Si Kecil. Ini tidak ditentukan lewat cara persalinan. Jika Moms selalu membina hubungan kasih sayang dan membuat Si Kecil merasa nyaman, tentunya ikatan Anda berdua akan semakin kuat.


2. Jika ibu cepat menghentikan pemberian ASI pada bayi, maka bonding juga akan cepat berakhir.

Fakta: Memang menyusui adalah salah satu cara menjalin hubungan ibu dan bayi. Tetapi, bonding juga bisa terjadi saat Anda memberi makan bayi, memandikan Si Kecil, atau bermain bersamanya. Menyusu pada ibu adalah hal pertama yang bisa dilakukan bayi baru lahir. Namun, bonding selalu bisa terjadi pada saat Moms memberikan sesuatu yang paling penting untuk Si Kecil, yaitu cinta dan kasih sayang.


3. Semakin lama tali pusat bayi puput, semakin lama pula ia menyayangi Anda.

Fakta: Walaupun mitos ini terdengar konyol, masih banyak orang yang memercayainya. Padahal, tidak ada hubungan sama sekali antara lamanya tali pusat puput dengan bonding antara ibu dan bayi. Kemungkinan mitos ini berawal dari pemahaman orang dulu mengenai tali pusat sebagai organ tubuh yang menghubungkan bayi dengan sang ibu saat masih di dalam kandungan.

Nah, Setelah lahir, tentunya tali pusat ini tidak diperlukan lagi, karena itu dipotong. Namun biasanya dokter menyisakan sedikit bagian. Setelah 5-15 hari, tali pusat akan puput. Yang penting diketahui, sebelum puput, tali pusat ini tetap harus mendapatkan perawatan khusus agar terhindar dari infeksi.


4. Jika bayi baru lahir tidak langsung diberikan dan digendong ibunya, maka akan sulit untuk membangun bonding antara ibu dan anak di masa mendatang.

Fakta: Mitos yang satu ini terdengar tidak adil buat para ibu yang mengalami persalinan sulit, karena jika ibu atau bayi berada dalam kondisi kurang baik, mereka harus ditangani secara khusus sehingga tidak memungkinkan untuk langsung dipertemukan.

Padahal, hubungan ibu dan anak tidak ditentukan pada satu jam pertama setelah kelahiran, tetapi sepanjang masa. Cinta dan kasih sayang yang selalu Anda berikan buat Si Kecil akan mampu membayar satu jam pertama yang hilang dan terlewatkan itu. Jadi, tenang saja, Moms.


5. Bayi baru lahir harus langsung diberi ASI agar hubungan ibu dan anak segera tercipta.

Fakta: Hal ini ada benarnya. Pada saat ibu melahirkan dan melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), salah satu keuntungan yang didapat adalah terbentuknya ikatan batin lebih awal. Keuntungan lain, bayi yang segera minum ASI pertama yang mengandung kolostrum akan memiliki risiko kecil mengalami sakit akibat infeksi karena adanya antibodi dan zat anti infeksi di dalam kolostrum.

Namun jika ternyata Moms melewatkan momen IMD, yang bisa Anda lakukan adalah sesegera mungkin menyusui bayi Anda pada hari-hari pertama pasca melahirkan. IMD juga memiliki manfaat besar bagi ibu, yaitu membantu mempercepat proses penghentian darah setelah persalinan, karena hormon oksitosin yang diproduksi tubuh saat IMD.


6. Bayi yang sering digendong akan 'bau tangan' dan jadi manja.

Fakta: Adalah hal yang alami jika bayi senang digendong, sebab selama 9 bulan dalam kandungan ibunya, ia seolah berada dalam ayunan. Sehingga wajar ketika ia lahir ia akan mencari kenyamanan yang sama dengan cara digendong. Menggendong bayi juga diyakini merupakan salah satu cara alami untuk menciptakan ikatan kasih sayang ibu dan bayi.


7. Dalam dunia bayi, ibu adalah pemeran utama, sedangkan ayah hanya pemeran pembantu.

Fakta: Orang yang pertama kali dikenali oleh bayi adalah ibunya, apalagi jika sang ibu menyusui bayinya. Tapi bukan berarti ayah tidak ada artinya. Asalkan ayah dan ibu bisa menjadi tim yang kompak dan mampu bekerja sama dengan baik untuk mengurus anak, maka tidak akan ada istilah peran utama atau peran pembantu. Bukankah akan menjadi suatu gambaran yang sempurna jika ikatan batin antara ayah-ibu-anak dapat tercipta dengan baik dalam sebuah keluarga? (M&B/SW/Dok. Freepik)