Moms, Anda pastinya sudah paham bahwa tubuh kita memiliki sistem kekebalan. Sistem kekebalan tubuh ini berfungsi untuk melawan dan menghancurkan zat-zat asing yang masuk ke dalam tubuh dan membahayakan tubuh Anda, seperti bakteri dan virus.
Namun, ada kalanya sistem kekebalan tubuh ini mengalami gangguan dan fungsinya menyimpang sehingga keliru menyerang sel-sel tubuh itu sendiri. Inilah yang dikenal dengan sebutan autoimun. Nah, jika Anda ternyata memiliki penyakit autoimun, bagaimana kondisi ini akan berpengaruh pada kesuburan Anda? Bisakah Anda hamil dan apa risikonya?
Cara Autoimun Bekerja
Sistem kekebalan tubuh bekerja dengan cara membedakan sel-sel asing dengan sel-sel tubuh sendiri, lalu mengambil tindakan terhadap sel-sel asing itu.
Jika langkah pertama tidak sukses, maka ada dua kemungkinan:
1. Sistem kekebalan tubuh melemah, seperti pada kasus AIDS.
2. Sistem kekebalan menyerang sel-sel tubuh sendiri maupun sel-sel asing tanpa kecuali. Ini terjadi pada kasus penyakit autoimun.
Penyebab Penyakit Autoimun
Sejauh ini penyebab penyakit autoimun sendiri masih belum diketahui secara pasti. Meskipun demikian, ada beberapa faktor yang memicu seseorang berisiko menderita penyakit autoimun, yaitu:
⢠Genetik atau keturunan. Para ahli memprediksi bahwa faktor risiko terbesar penyakit autoimun berasal dari genetik. Namun, faktor ini dianggap bukan satu-satunya yang bisa memicu reaksi kekebalan tubuh.
⢠Gaya hidup tidak sehat. Seperti kita tahu, saat ini, kita sering terpapar berbagai zat kimia yang bisa berdampak pada sistem kekebalan tubuh.
⢠Hormon. Beberapa penyakit autoimun lebih rentan menyerang perempuan dibandingkan laki-laki, terutama pada usia reproduktif. Hal ini menyebabkan adanya asumsi bahwa penyakit autoimun terkait dengan perubahan hormon, seperti saat hamil, melahirkan, atau menopause.
⢠Infeksi. Beberapa gangguan terkait penyakit autoimun sering dikaitkan dengan infeksi. Hal ini wajar karena sebagian gejala autoimun tampaknya dipicu atau diperburuk oleh infeksi tertentu.
Jenis-Jenis Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun bisa berdampak kepada banyak sekali bagian tubuh kita, Moms. Ada sekitar 80 jenis penyakit autoimun, dari yang ringan sampai yang berat. Dari sekian banyaknya jenis penyakit autoimun, beberapa penyakit autoimun di bawah ini merupakan yang kerap dialami.
⢠Diabetes Melitus Tipe 1, menyerang pankreas dan menyebabkan terganggunya produksi insulin sehingga tubuh tidak mampu mengontrol kadar gula darah. Hal ini menyebabkan gagal ginjal, kebutaan, stroke, penyakit jantung, atau masalah sirkulasi darah dalam tubuh. Gejalanya antara lain sering haus, sering buang air kecil, berat badan turun, dan rentan infeksi.
⢠Penyakit Graves, memengaruhi kelenjar tiroid menjadi terlalu aktif. Gejalanya termasuk menurunnya berat badan, detak jantung meningkat, dan mudah cemas serta emosi. Gejala lain adalah terlalu peka pada hawa panas, otot lemah, tremor, dan periode menstruasi yang singkat.
⢠Multiple sclerosis, memengaruhi sistem saraf. Gejalanya meliputi gangguan penglihatan bahkan kebutaan, gangguan koordinasi tubuh, kejang otot, mati rasa, dan kelumpuhan.
⢠Psoriasis, menyerang kulit sehingga menyebabkan kulit mengalami kondisi kronis, yang menyebabkan rangsangan pada kulit untuk mereproduksi lebih cepat dari seharusnya.
⢠Rheumatoid arthritis alias radang sendi atau rematik, menyerang pelapis sendi. Akibat dari serangan antibodi semacam ini adalah peradangan, pembengkakan, dan nyeri. Jika tidak diobati, penyakit ini akan menyebabkan kerusakan permanen pada sendi.
⢠Lupus atau systemic lupus erythematosus, menyerang jaringan dan sistem organ tubuh. Beberapa bagian tubuh yang sering diserang adalah sendi, paru-paru, ginjal, dan jaringan saraf. Gejalanya termasuk peradangan sendi, demam, penurunan berat badan, dan ruam pada wajah.
Pengaruhnya Kesuburan
Banyak penelitian yang dilakukan berkesimpulan bahwa penyakit autoimun berpengaruh pada kesuburan perempuan. Beberapa penyakit autoimun yang menyebabkan kesulitan untuk hamil dan memiliki anak, misalnya diabetes tipe 1, dan lupus memiliki risiko besar terjadinya menopause dini dan gagal indung telur. Wanita dengan gagal indung telur akan berhenti haid sebelum usia 40 tahun, estrogen yang rendah, dan mandul. Beberapa terapi yang dilakukan juga bisa menyebabkan gangguan kesuburan seperti obat kemoterapi yang diberikan pada kasus lupus yang lanjut.
Dahulu, wanita dengan penyakit autoimun tidak disarankan memiliki anak. Namun larangan ini berubah karena adanya pemahaman dan terapi lebih baik pada penderita penyakit autoimun. Memang banyak risiko kesehatan yang dapat menurun saat Anda hamil. Namun risiko ini dapat diturunkan pula dengan obat yang juga aman dikonsumsi saat hamil.
Walaupun demikian, tetap ada risiko pada kesehatan janin yang dikandung, bergantung pada tingkat penyakit yang diderita. Maka dari itu akan sangat baik bila sebelum Anda merencanakan kehamilan, periksakan dulu diri kepada dokter dan biasanya juga diperlukan penanganan dokter spesialis. (M&B/SW/Dok. Freepik)