BUMP TO BIRTH

Berbagai Cara Unik untuk Redakan Sakit saat Persalinan



Di awal kehamilan, Moms mungkin ingin 9 bulan cepat berlalu supaya bisa langsung menggendong Si Kecil. Namun mendekati hari kelahiran, kok ada rasa takut yang menghinggapi Anda, ya? Apalagi, tidak sedikit orang yang bercerita kalau persalinan yang mereka lalui sangat menyakitkan dan melelahkan.

Tidak bisa dipungkiri Moms, proses melahirkan memang menyakitkan. Tapi jika Anda merasa takut, jantung akan bekerja lebih cepat, napas semakin pendek-pendek, tekanan darah meningkat, dan otot bertambah tegang. Alhasil, Anda pun menjadi cemas dan sakit yang dirasakan juga semakin intens.

Untuk mengatasi ketakutan tersebut, sejumlah negara memiliki cara unik alami yang membuat calon ibu menjadi lebih tenang menghadapi rasa sakit saat bersalin. Moms mungkin bisa menyontek cara mereka.


Swedia: Berciuman

Kehadiran buah hati merupakan perwujudan dari rasa cinta antara Anda dan suami. Karenanya, para petugas medis di Swedia menyarankan Moms dan Dads untuk berciuman saat proses persalinan berlangsung, sebagai perwujudan rasa cinta Anda berdua.

Menurut Saija Stenman, instruktur yoga di Stockholm, berciuman selama proses persalinan mampu mengalihkan rasa sakit dan membuat rileks calon ibu. Ciuman, sentuhan, belaian, hingga berpelukan dapat meningkatkan hormon cinta atau oksitosin. Dan semua itu akan membuat serviks Anda menjadi rileks.


Norwegia: Akupunktur

Ketika calon ibu dengan kehamilan risiko rendah merasa tidak mampu menghadapi rasa sakit yang timbul selama proses melahirkan, tim bidan di Norwegia akan menganjurkan metode akupunktur untuk meredakan rasa sakitnya.

Teknik yang sudah dilakukan di Tiongkok sejak ribuan tahun lalu ini juga kerap digunakan di beberapa negara, termasuk Skandinavia, Jepang, dan Selandia Baru.


Kanada: Meditasi

Tim medis dari Kanada menyebutkan bahwa wanita yang berlatih meditasi dan teknik relaksasi lainnya seperti hypnobirthing, hanya merasakan sedikit nyeri serta lebih tenang selama melahirkan.

Melakukan meditasi saat bersalin dan memvisualisasikan proses melahirkan secara positif memang tidak mengurangi rasa sakit yang dialami. Namun, ini akan membuat sang ibu menjadi tidak panik dan menerima rasa sakit dengan tenang.


Jepang: Mengunyah Permen

Di Jepang, ibu hamil biasanya menghindari penggunaan epidural atau obat penghilang rasa sakit lainnya karena dianggap bisa mengganggu serta menyulitkan proses persalinan. Para dokter pun secara aktif tidak menganjurkan untuk menggunakannya.

Sebaliknya, ibu hamil yang akan melahirkan diizinkan untuk makan dan minum sebanyak yang mereka inginkan, bergerak, melakukan olah napas, dipijat, akupunktur, hingga menggunakan terapi aroma.

Namun, ketika rasa sakit selama bersalin tidak tertahankan, bidan akan memasukkan permen kenyal ke dalam mulut sang ibu. Rasa manis dari permen dipercaya dapat mengalihkan rasa sakit dan menambah energi untuk mengejan.


Islandia: Melilitkan Kain

Di Islandia, para bidan menggunakan kain yang disebut rebozo untuk membantu ibu hamil mengatasi rasa sakit saat bersalin. Mereka akan melilitkan rebozo ke sekeliling panggul dan bokong ibu hamil, lalu menggoyangkannya selama proses persalinan berlangsung. Ayunan dari rebozo dianggap mampu membuat sang ibu rileks serta membantu memosisikan bayi ke jalur lahir.


Inggris: Belly Dance

Siapa yang menyangka tarian dari Timur Tengah ini akan diasosiasikan dengan proses melahirkan? Nyatanya, para dokter di Inggris menyimpulkan bahwa gerakan-gerakan dalam belly dance dapat membantu menguatkan otot perut dan panggul, membangun kepercayaan diri, meringankan sakit selama bersalin, serta mempermudah proses melahirkan.


Amerika Serikat: Bola Tenis

Para bidan di Amerika Serikat juga memiliki trik untuk meredakan rasa sakit selama persalinan. Caranya, dengan menekan area punggung ibu hamil memakai bola tenis serta mengompres menggunakan air hangat. Meskipun belum bisa dibuktikan secara ilmiah, banyak ibu yang merasa lebih tenang dan nyaman selama bersalin. (M&B/SW/Dok. Freepik)