Si Kecil sudah berusia enam bulan, artinya Moms sudah bisa memperkenalkannya dengan makanan pendamping ASI (MPASI). Manis, asin, dan masam, kira-kira rasa apa yang paling disuka buah hati Anda?
0-6 Bulan
Indra pengecap bayi masih sangat sensitif ketika terlahir di dunia. Penghantar rasa pada indra pengecap di mulutnya pun lebih luas dibandingkan orang dewasa, misalnya bisa ditemukan di lidah, tonsil, dan di belakang tenggorokan. Pada fase ini, Si Kecil sudah mampu mengenali rasa manis dan asam.
Memasuki bulan pertama, ia mulai bisa membedakan antara rasa manis dan pahit. Akan tetapi, Si Kecil tentunya akan lebih memilih rasa manis. Oleh sebab itu, ia suka sekali dengan ASI yang rasanya manis.
Apabila diberikan sesuatu yang berasa pahit atau asam, ia akan memperlihatkan rasa tak sukanya. ASI juga memiliki efek positif terhadap indra pengecap Si Kecil dan membuatnya lebih terbuka untuk mencoba aneka ragam makanan ketika ia balita.
Pada usia tiga bulan, Si Kecil sering kali terlihat memasukkan benda ke dalam mulutnya, seperti mainan. Hal ini menunjukkan lidahnya sedang berkembang Moms. Melalui lidahnya, ia mulai belajar mengenal tekstur dan rasa yang berbeda.
Indra pengecapnya juga makin bertumbuh dengan mengalami perubahan rasa ketika ia berusia lima bulan. Setelah bisa mencecap rasa manis dan pahit, ia mulai bereaksi pada rasa asin. Meski begitu, tidak disarankan untuk memberikan makanan asin pada Si Kecil di usia ini, ya Moms.
6-12 Bulan
Moms, buah hati Anda akan mulai belajar mencoba dan mengenal rasa lain dari makanan baru, selain ASI yang rasanya manis. Melalui MPASI, tekstur dari makanan solid yang diberikan pada fase ini juga ikut berperan penting dalam perkembangan indra pengecap Si Kecil. Inilah saatnya Moms bisa mengenalkan berbagai makanan sehat tanpa harus ditambah gula, garam, atau bumbu lain, sehingga ia bisa mengecap aneka rasa asli dari makanan yang baru dirasakannya itu.
Di usia sembilan bulan, Si Kecil sudah mulai mengenal semua rasa meskipun belum maksimal. Namun saat ini, ia cenderung masih menyukai rasa manis. Moms bisa memberikan buah-buahan untuk dicoba Si Kecil sebagai jenis makanan manis yang baru. Sementara itu, rasa pahit yang tidak disukainya bisa dihindari karena anak Anda masih menganggapnya sebagai 'racun'.
Indra pengecap Si Kecil juga masih terkejut dan belum terbiasa dengan rasa makanan baru. Jadi jangan heran ketika ia terkadang menolak makanan baru yang Moms berikan.
Namun jangan khawatir Moms. Coba tawaran terus makanan sehat dan bergizi hingga Si Kecil mulai menyukainya. Kemudian pada usia 12 bulan hingga 18 bulan, penggunaan mulutnya untuk mengeksplorasi dan memahami objek akan berkurang.
Tips Melatih Si Kecil Makan
Mengajarkan Si Kecil makan memang terkadang tidak mudah Moms. Tak jarang, Moms harus melalui berbagai penolakan jenis makanan. Berikut adalah beberapa tips yang bisa memudahkan Anda dalam melatih Si Kecil makan.
1. Kenalkan tekstur secara bertahap mulai yang paling halus. Anak Anda perlu membiasakan diri dengan tekstur makanan padat di mulutnya. Itulah sebabnya, pada awal MPASI sebaiknya Anda memberikan makanan yang benar-benar halus.
2. Peralihan ke makanan padat setelah Si Kecil terbiasa dengan tekstur makanan halus. Semakin besar usianya, tentu anak Anda perlu belajar mengunyah. Beri ia makanan yang sedikit padat sehingga harus menggerakkan sedikit rahang ke atas dan ke bawah. Ketika anak Anda mulai terlihat menyukai makanan agak padat, artinya ia sudah siap untuk berpindah ke langkah pemberian makanan tambahan berikutnya, yaitu belajar mengunyah potongan-potongan kecil makanan.
3. Kenalkan Si Kecil ke berbagai bentuk dan tekstur makanan. Ia membutuhkan variasi agar tetap tertarik untuk makan. Di sisi lain, Moms juga harus memastikan bahwa menu Si Kecil memiliki nutrisi seimbang baginya. Tak ada salahnya membiarkan ia makan sendiri agar lebih mandiri.
4. Perlahan kenalkan rasa baru. Sejak bayi, anak Anda lebih menyukai rasa manis. Namun secara bertahap, Anda tentunya bisa memperkenalkan rasa manis yang lebih bervariasi dengan memberinya berbagai jenis buah dan sayuran seperti apel, pisang, pir, labu atau kentang. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)