Menu makanan sudah lengkap. Selera makan Si Kecil juga baik. Lantas apakah ia masih perlu mengonsumsi suplemen zat besi?
Zat besi merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darah merah atau hemoglobin. Hemoglobin berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan vital yang ada di seluruh tubuh. Apabila tubuh kekurangan zat besi, jumlah hemoglobin di dalam tubuh juga rendah sehingga pasokan oksigen pun akan berkurang.
Pada balita, jika ia kekurangan zat besi umumnya akan menunjukkan gejala mudah mengantuk, terlihat lemas, sulit berkonsentrasi, dan pucat. Apabila gejala ini dibiarkan begitu saja maka pertumbuhan dan kecerdasan Si Kecil bisa terganggu. Mengkhawatirkan ya, Moms.
Tidak heran jika banyak sekali produk makanan anak yang menyertakan zat besi dalam komposisinya, demikian pula dengan merek dagang berbagai suplemen penambah zat besi untuk balita.
Diperlukan Apabila...
Bagi sebagian anak, kebutuhan zat besinya sudah tercukupi melalui makanan. Akan tetapi ada faktor atau kondisi tertentu yang membuat Si Kecil rentan kekurangan zat besi, seperti bayi yang lahir secara prematur, memiliki berat badan lahir yang rendah, atau terlahir dari ibu yang mengalami kekurangan zat besi. Kondisi ini akan bertambah parah apabila anak menderita penyakit tertentu yang mengakibatkan terhambatnya penyerapan nutrisi, misalnya penyakit pada usus atau infeksi kronis.
Pola makan anak juga punya andil dalam pemenuhan zat besinya. Anak yang memiliki kecenderungan picky eating atau menjalani pola makan vegan, merupakan kelompok yang rawan mengalami kekurangan zat besi karena pilihan makannya terbatas.
Faktor lain yang juga sering luput oleh orang tua adalah pubertas. Selama periode ini, anak-anak mengalami lonjakan pertumbuhan sehingga kebutuhan nutrisinya turut bertambah. Bahkan anak perempuan lebih rentan karena mereka mengalami menstruasi setidaknya sekali setiap bulan.
Cukup Boleh, Lebih Jangan
Sebenarnya, seberapa perlu balita diberikan suplemen zat besi? Tidak cukupkan zat besi yang ada di dalam makanannya?
Dokter Pauline Endang P., MS. SpGK, dari RSUP Fatmawati, Jakarta, menjelaskan jika berat dan tinggi badan Si Kecil sudah sesuai dengan usianya, maka tidak perlu lagi diberikan suplemen zat besi. "Terlalu banyak zat besi juga tidak baik untuk tubuh dan bisa mengganggu kesehatan," jelas dr. Pauline.
Pemberian suplemen zat besi yang berlebihan bisa mengakibatkan muntah, diare, bahkan keracunan. "Kebutuhan tubuh akan zat besi jumlahnya tidak terlalu banyak tapi jumlah yang sedikit itu mesti selalu tercukupi," kata dr. Pauline.
Supaya kebutuhan zat besi Si Kecil tercukupi, selalu berikan ia makanan sehat dan lengkap. Sumber makanan yang kaya akan zat besi antara lain, daging merah, sayur bayam, brokoli, hati, dan kacang kedelai. Agar penyerapan zat besi di tubuh lebih cepat, berikan juga Si Kecil asupan makanan yang mengandung vitamin C.
Upaya Pencegahan
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian suplemen zat besi sebagai upaya pencegahan anemia defisiensi zat besi. Menurut IDAI, defisiensi zat besi terjadi dalam beberapa tahapan dan anemia defisiensi zat besi adalah tahapan paling akhir. Jika Anda menganggap Si Kecil membutuhkan suplemen, simak tips berikut agar pemberian suplemen tersebut aman baginya:
1. Konsultasikan terlebih dahulu dosis atau takaran yang akan Anda berikan kepada Si Kecil dengan dokter anak Anda.
2. Berikan suplemen yang memang diracik khusus untuk balita.
3. Harus tetap diingat bahwa suplemen bukan pengganti makanan. Jangan bergantung kepada suplemen untuk pemenuhan gizi dan nutrisi Si Kecil.
4. Makanan sehat, lengkap, dan alami tetap yang terbaik. Berikan suplemen sesuai dengan kebutuhan Si Kecil ya, Moms. (M&B/Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)