Tahukah Moms? Berdasarkan data yang dimiliki Divers Clean Action, kelompok pemerhati lingkungan khususnya laut, pemakaian sedotan di Indonesia mencapai 93.244.847 batang setiap harinya. Sedotan merupakan salah satu penyebab polusi lautan.
Guna mengurangi sampah sedotan, muncul sejumlah inovasi sedotan alternatif yang terbuat dari bahan non-plastik, seperti stainless steel, kaca, bambu, dan kertas. Meski dianggap sebagai opsi lebih baik ketimbang sedotan plastik, sedotan stainless steel, kertas, dan lain sebagainya, juga punya sisi plus dan minus, lho. Yuk simak penjelasannya berikut ini.
Sedotan Stainless Steel
Di antara bahan sedotan non-plastik, sedotan yang terbuat stainless steel adalah yang memiliki ketahanan paling baik dan tidak rapuh. Dikutip Greensteel.com, pada dasarnya stainless steel merupakan varian baja yang tahan karat. Bahan ini mampu menahan efek korosif dari alam dan bersifat food grade. Selain itu, stainless steel juga sangat mudah dibersihkan dan tidak memberikan reaksi apa pun terhadap makanan dan minuman Anda.
Ketika logam lain bereaksi terhadap zat asam, misalnya ketika Anda sedang mengonsumsi air lemon atau cuka, stainless steel dirancang untuk menahan reaksi asam lemah sehingga tidak akan menimbulkan reaksi kimia yang berbahaya untuk tubuh.
Saat Anda ingin mempertahankan suhu dan rasa, bahan stainless steel juga tidak akan mengubah apa pun. Bahkan dapat mempertahankan suhu lebih lama ketimbang bahan-bahan lainnya.
Sedotan stainless steel tentunya dapat digunakan berkali-kali. Anda bisa membawanya di tas dan digunakan saat makan di restoran atau tempat kerja. Namun karena bisa digunakan berulang kali, tentunya Anda harus memastikan sedotan tersebut selalu dalam keadaan bersih. Jangan lupa menyikat bagian dalam sedotan menggunakan sikat khusus karena bagian tersebut kerap 'berlumut' apabila tidak dibersihkan dengan seksama.
Selain itu, Moms juga harus ekstra hati-hati ketika menggunakan sedotan stainless steel dengan Si Kecil. Bukan tak mungkin, sedotan tersebut melukai bagian dalam mulut anak atau bagian tubuh lainnya, jika digunakan secara sembarangan.
Sedotan Bambu
Bambu adalah sumber daya alam yang mudah diperbarui dan punya banyak manfaat, termasuk sebagai bahan alternatif sedotan. Ringan tapi kuat, sedotan bambu juga bisa digunakan berulang kali tanpa mengubah rasa minuman hangat maupun dingin. Akan tetapi daya tahan sedotan bambu mungkin tidak selama sedotan yang terbuat dari stainless steel. Selain itu, ukurannya agak lebih besar dan tekstur sedikit berserat mungkin terasa aneh bagi sebagian orang.
Sedotan Kertas
Seperti halnya sedotan plastik, sedotan kertas hanya bisa dipakai sekali saja. Akan tetapi sedotan kertas dianggap lebih ramah lingkungan karena mudah terurai. Warna dan desain sedotan kertas lebih bervariasi ketimbang sedotan yang terbuat dari stainless steel maupun bambu.
Namun perlu diingat, sedotan kertas tidak terlalu tahan lama berada di dalam air. Karena sifat kertas yang rapuh maka sedotan tipe ini akan lebih mudah robek, khususnya jika terendam terlalu lama di dalam air.
Selain itu, sebagian anak ada yang memiliki kebiasaan mengunyah sedotan. Jika menggunakan sedotan kertas, maka bukan tak mungkin akan tertelan oleh Si Kecil. Oh ya, Moms juga harus lebih selektif dalam memilih sedotan kertas dengan kualitas baik. Ada beberapa produk sedotan kertas yang memiliki aroma khas lem.
Sedotan Akrilik
Sedotan jenis ini jelas lebih kuat ketimbang sedotan kertas. Model dan warna juga tak kalah menarik. Sedotan jenis ini sebenarnya bisa digunakan berulang kali. Akan tetapi, bahannya yang rentan membuat sedotan akrilik mudah retak atau pecah apabila terjatuh dan dicuci berulang kali.
Sedotan Silikon
Bisa digunakan berulang kali dan memiliki warna-warni ceria, sedotan ini punya daya tarik sendiri. Bahan silikon yang tidak mengantarkan panas membuatnya aman untuk minuman hangat maupun dingin. Selain itu, bahan silikon yang empuk dan aman tidak akan merusak gigi sehingga cocok bagi anak-anak. Namun, Moms harus membersihkannya dengan seksama. Kalau perlu, cuci dengan air panas agar tetap steril. Sedotan silikon biasanya akan lebih cepat rusak apabila digunakan oleh Si Kecil yang memiliki kebiasaan menggigit sedotan atau dot. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)