Dads, sejak menjadi seorang ayah, Anda mungkin berpikir untuk mulai menjalani hidup sehat dan menghilangkan kebiasaan buruk. Kenneth Goldberg, M.D., pendiri The Male Health Center dan penulis buku The Men's Health Longevity Program, mengatakan bahwa setelah punya anak, pria merasa harus menjaga kesehatannya dengan benar agar bisa mendampingi anak Anda tumbuh dan berkembang hingga ia dewasa nanti.
Walaupun begitu, kita juga maklum bila kadang ada penyakit yang bisa saja menyerang ayah. Dan penyakit-penyakit tersebut hanya diderita oleh pria, bukan wanita. Timbulnya penyakit-penyakit ini dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti genetik, lingkungan, atau gaya hidup. Nah, salah satu penyakit khas pria adalah kanker prostat.
Menyambut Hari Ayah Nasional dan juga Hari Kesehatan Nasional, yuk kita kenali lebih jauh tentang kanker prostat ini.
Apa Itu Kanker Prostat?
Kanker prostat merupakan jenis kanker yang menyerang pria. Kanker ini berkembang di dalam kelenjar prostat. Kelenjar prostat hanya ditemukan pada pria. Ini berarti bahwa pria saja yang dapat terkena kanker prostat. Prostat sendiri adalah kelenjar kecil yang terletak di bagian dasar kandung kemih. Kelenjar prostat merupakan bagian dari sistem reproduksi dan posisinya mengelilingi saluran yang membawa urine dari kandung kemih ke penis. Prostat juga berfungsi sebagai penghasil cairan yang dikeluarkan bersama sperma saat ejakulasi.
Kanker prostat umumnya ditandai dengan gangguan buang air kecil. Sebagian besar penderita kanker prostat adalah pria berusia di atas 65 tahun. Pada umumnya, kanker prostat tumbuh secara perlahan dan tidak menyebar.
Menurut data WHO, diperkirakan sekitar 1,3 juta pria di seluruh dunia menderita kanker prostat. Di Indonesia sendiri, kanker prostat menempati urutan kedua sebagai jenis kanker yang paling banyak diderita pada pria.
Penyebab Kanker Prostat pada Pria
Kanker prostat disebabkan oleh adanya mutasi atau perubahan genetik pada sel-sel di kelenjar prostat. Walaupun begitu, penyebab mutasi itu sendiri belum bisa diketahui secara pasti. Namun, ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker prostat, misalnya:
⢠Bertambahnya usia
⢠Pola makan yang kurang sehat
⢠Menderita obesitas
⢠Menderita penyakit seksual
⢠Memiliki keluarga yang juga menderita kanker prostat.
Gejala Kanker Prostat pada Pria
Pada tahap awal, kanker prostat mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun. Gejala baru akan muncul ketika prostat membengkak dan mulai memengaruhi uretra. Dari riset Prof. Dr. Stephen Quake, ahli genetik dari Standford University, California, AS, ditemukan gen yang membawa penyakit kanker prostat, yaitu EZH2. Dengan ditemukannya gen ini, para ahli berhasil menemukan harapan baru untuk mengurangi risiko munculnya kanker prostat.
Penanganan Kanker Prostat
Untuk menangani ancaman kanker prostat, Anda bisa lakukan tes skrining dengan Pemeriksaan Prostate Specific Antigen (PSA). PSA adalah suatu protein prostat yang beredar dalam aliran darah dalam jumlah sangat kecil. Bila ada masalah dengan prostat, protein ini dilepas dalam jumlah besar dalam darah. Anda juga bisa melakukan USG prostat atau pemeriksaan lewat dubur. Jika kanker prostat terdeteksi awal - ketika masih terbatas pada kelenjar prostat - Anda memiliki kesempatan lebih baik untuk mendapatkan pengobatan terbaik.
Sedangkan untuk pengobatannya, dokter akan menentukan jenis pengobatan berdasarkan tingkat keparahan kanker dan kondisi pasien secara keseluruhan. Metode pengobatan yang dapat dilakukan mencakup operasi, radioterapi, terapi hormon, dan kemoterapi. (M&B/SW/Dok. Freepik)