TODDLER

Wajarkah Jika Balita Galak dan Suka Marah-Marah?



Anak-anak memang belum bisa menyampaikan hal yang ia inginkan katakan dengan sempurna. Maka, mereka pun akan menunjukkan apa yang mereka rasakan melalui emosinya. Meski begitu, Moms merasa masih sulit memahami hal yang Si Kecil inginkan, dan hal ini kadang membuatnya menjadi marah.


Alasan Anak Galak dan Suka Marah-Marah

Jika situasi ini sering terjadi, maka tak heran jika anak akan lebih sering marah-marah. Bahkan, ia jadi lebih galak, karena merasa hal yang diinginkan tidak tercapai sesuai harapannya. Mungkin juga ada alasan lain yang menyebabkan anak menjadi suka marah-marah, seperti berikut ini:

• Mengantuk. Hal ini bisa menjadi alasan Si Kecil menjadi lebih emosional jika suatu hal tidak berjalan sesuai keinginannya. Misalnya, ia masih ingin bermain menyusun balok, namun tak sesuai dengan bentuknya. Meski sepele, namun ini sangat bisa memicu amarahnya hingga ia pun akan mengamuk.

• Mencari perhatian. Biasanya anak akan mulai susah diarahkan hingga rewel ketika menemani Anda berbelanja atau menunggu antrean.

• Kata-kata negatif yang Moms ucapkan, seperti "Kamu nakal, ya! Selalu melawan apa kata mama!" bisa berdampak pada psikologi anak. Kata-kata ini jika selalu diucapkan dalam setiap hal yang tidak sesuai dengan permintaan orang tua, maka anak lama-kelamaan juga akan menunjukkan sisi amarahnya.

• Sering dihukum juga jadi penyebab lain anak suka marah-marah. Mereka merasa hal yang dilakukan tidak pernah sesuai dengan keinginan orang tua, sehingga perasaan bersalah seperti menghantui, hingga emosinya tidak bisa ditahan lagi.


Cara Mengatasi Anak Pemarah


Alasan-alasan di atas bukan tidak bisa diubah, sehingga membuat Si Kecil bisa mengendalikan emosinya dengan lebih baik. Bagaimana caranya? Berikut hal-hal yang bisa Moms lakukan sehingga anak tidak suka marah-marah, Moms.

1. Tahu Penyebabnya

Kenali pribadi anak dengan lebih baik, maka Anda bisa memahami apa yang dirasakan oleh Si Kecil dengan lebih jelas. Jika ia mengantuk, ajak ia untuk berhenti bermain dan pergi ke kamar untuk tidur. Apabila ia menginginkan sesuatu seperti mainan namun Anda menolak memberikannya, sampaikan secara baik-baik tanpa emosi agar anak bisa menerimanya dengan lebih tenang.

2. Jaga Komunikasi

Anda bisa lebih sering mengajak bicara Si Kecil dalam banyak hal. Dengan begitu, anak akan merasa mereka diikutsertakan pada setiap hal. Meskipun ia belum sepenuhnya mengerti, ia akan merasa diterima oleh orang tuanya dan lebih mampu menyampaikan hal yang ia ingin sampaikan.

3. Menjadi Panutan

Jadilah contoh bagi anak dengan tidak menunjukkan amarah di waktu yang tidak tepat atau dihadapannya. Hindari menggunakan kata-kata negatif atau terlalu banyak menyalahkannya hingga memberikan hukuman. Dengan Moms memperlihatkan kemampuan mengontrol diri, maka anak juga akan berlatih untuk bisa mencontoh perilaku Anda tersebut. (Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)