Post-natal depression atau yang lebih dikenal dengan baby blues menurut Nicole Highet, pakar psikologi, merupakan suatu epidemi modern. Pasalnya, sekitar 15 persen ibu baru melahirkan mengalaminya. Tetapi menurutnya, banyak orang yang tidak percaya dengan kejadian psikologis tersebut.
“Baby blues merupakan salah satu bentuk depresi yang harus ditangani dengan baik,” katanya. Nicole menambahkan, baby blues biasanya muncul akibat tekanan psikologis sebelum melahirkan. Saat hamil, wanita berjuang menjaga kesehatan fisiknya dan janin, serta proses persalinan yang menimbulkan kekhawatiran.
“Setelah melahirkan, para wanita yang mengalami depresi biasanya merasa gagal dalam mengurus keluarga dan diri mereka sendiri,” urai Nicole. Bagi Anda yang akan menjalani proses persalinan, pertanyaan di bawah ini bisa menjadi indikator apakah Anda rentan terkena baby blues atau tidak.
1. Apakah Anda bisa terhibur dengan hal-hal lucu di sekitar?
2. Apakah Anda lebih suka menyalahkan diri sendiri saat terjadi kekeliruan?
3. Apakah Anda sering khawatir dan panik tanpa alasan yang jelas?
4. Apakah Anda lebih mudah terharu?
5. Apakah Anda sering resah sebelum tidur?
6. Saat merasa lemah, apakah Anda lebih senang menangis?
7. Apakah suatu pendapat atau ide seseorang sering mengganggu kenyamanan Anda?
Bila Anda menjawab semua pertanyaan tersebut dengan kata “benar” atau “ya”, maka sebaiknya, Anda segera berkonsultasi dengan orang yang Anda percaya, dan mungkin pakar psikologi, untuk mengurangi dampak baby blues. (Gita/DMO/Dok. M&B)