Kemampuan berbicara merupakan salah satu indikator penting dalam tumbuh kembang seorang anak. Kemampuan ini juga menjadi salah satu hal yang dinanti-nantikan oleh orang tua, karena tentunya mereka menginginkan Si Kecil dapat berbicara dengan lancar dan jelas.
Seperti halnya perkembangan fisik, kemampuan berbicara anak juga terus bertambah seiring dengan pertambahan usianya. Kemampuan ini penting agar Si Kecil tidak mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungannya kelak.
Terutama di usia sekolah, kemampuan bicara anak juga akan berpengaruh pada daya serapnya terhadap informasi atau pelajaran. Kemampuan bicara pada anak biasanya sudah mulai terlihat di usia 1 tahun. Umumnya, anak mulai bicara, dalam arti yang diucapkan sesuai dengan maksudnya.
Di usia tersebut, Si Kecil mungkin baru mampu mengucapkan 1 atau 2 kata, seperti "mama" atau "papa". Namun di dalam memorinya, ia sudah memiliki 50 kata. Hanya saja, kata-kata tersebut belum bisa ia rangkai ke dalam frase atau kalimat yang jelas.
Kemampuan itu baru ada ketika usianya mencapai 18 bulan, yang terus meningkat seiring dengan pertambahan usianya. Sambil belajar menyusun kalimat hingga membentuk cerita yang utuh, Si Kecil juga terus menyerap kata-kata baru untuk memperkaya kosakatanya.
Baca juga: Aktivitas Sesuai Usia Anak untuk Menstimulasi Lancar Bicara
Jenis gangguan berbicara pada anak
Akan tetapi, tak semua anak dapat menunjukkan milestones yang sesuai dalam rentang waktu tersebut. Tak sedikit anak yang masih sulit berbicara ketimbang anak-anak lain seusianya, dan hal ini perlu diwaspadai oleh orang tua.
Menurut psikolog Duta Pelita Insani (dPI) Cosulting, Hanum Swandarini, M.Psi., pada masa belajar bicara dan merangkai kata, wajar saja jika bicara Si Kecil tidak jelas dan kurang lancar. "Pada rentang usia 18 bulan sampai 3 tahun, ketidaklancaran berbicara masih dianggap normal sebagai usaha seorang anak untuk belajar berbicara," kata Hanum.
Namun, ada kalanya di atas usia tersebut seorang anak masih mengalami kesulitan berbicara. Jika kesulitan itu terus berlangsung sampai usianya di atas 4 tahun, sebaiknya Anda waspada. Kemungkinan Si Kecil mengalami gangguan yang memerlukan perhatian dari Anda. Menurut Hanum, gangguan itu bisa terwujud dalam 5 perilaku, yaitu:
1. Gangguan bahasa ekspresif (expressive language disorder)
Anak yang mengalami gangguan ini akan merasa kesulitan untuk menyampaikan informasi atau mengekspresikan bahasa, baik melalui kata-kata, tulisan, atau bahasa tubuh. Sebagian gangguan ini tidak diketahui secara pasti penyebabnya. Namun, anak dengan masalah kesehatan (Down syndrome, kehilangan pendengaran), trauma, atau genetik, sangat mungkin mengalaminya.
2. Gangguan fonologis (phonological disorder)
Ini adalah gangguan di mana anak mengalami hambatan dalam mengeluarkan bunyi huruf atau kata tertentu. Ada 3 penyebab masalah ini: fisik (misalnya sumbing), masalah saraf di rongga mulut yang lemah, dan sebab yang tidak diketahui.
3. Gangguan bahasa campuran ekspresif dan represif (mixed receptive-expressive languange disorder)
Gangguan ini menyebabkan anak kesulitan dalam memahami suatu bahasa atau informasi dan mengekspresikannya kembali.
4. Gagap (stuttering)
Ini mungkin gangguan berbicara yang sering kita jumpai pada anak-anak, Moms. Ciri gangguan ini adalah anak mengulang atau memanjangkan suku kata atau kata, serta blocking, misalnya "makan" menjadi "mmma... makan". Jika kondisi ini dijumpai pada saat Si Kecil berusia 4 tahun ke atas, maka hal tersebut perlu diwaspadai dan segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
5. Gangguan komunikasi lainnya (communication disorder NOS)
Umumnya gangguan ini tidak bisa diketahui jelas apa penyebabnya. (M&B/Vonia Lucky/SW/Dok. Freepik)