Tahukah Anda bahwa anak-anak sangat rentan terkena malnutrisi? Ya, malnutrisi ini adalah kondisi gizi buruk, yang bisa terjadi karena seseorang kekurangan gizi (malnutrisi primer) atau bahkan kelebihan gizi tertentu (malnutrisi sekunder) yang menyebabkan gangguan .
Berdasarkan data WHO, kasus malnutrisi termasuk penyebab tak langsung kematian1 dari 3 anak di seluruh dunia. Meski malnutrisi diidentikkan dengan daerah-daerah terpencil, namun ternyata kasus ini juga ditemukan di kota-kota besar, seperti di Jakarta. Hasil survei BPS (2006) menyebutkan, sekitar 7,3 persen anak mengalami kelebihan gizi dan 15,3 persen anak mengalami kekurangan gizi.
"Anak-anak di perkotaan biasanya menderita kasus malnutrisi sekunder-- penderita mengalami gangguan peningkatan berat badan atau gagal tumbuh, karena gangguan sistem tubuhnya. Sedangkan anak-anak di pedesaan, biasanya mengalami gangguan malnutrisi primer-- keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh asupan protein maupun energi yang kurang akurat,” jelas Dr. dr. Damayanti Sjarif, Sp.A(K) dari IDAI.
Karenanya, peran ibu sangat krusial untuk menghindari anak dari risiko malnutrisi. “Sebagian orang sering kali mengaitkan malnutrisi dengan kemiskinan, padahal hal tersebut tidak sepenuhnya benar. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan anak dapat menjadi salah satu penyebab malnutrisi, karena ibu di Indonesia masih memberikan makanan pada anak berdasarkan lingkungan sekitar, bukan atas kebutuhan gizi anak. Oleh karena itu, sebagai sosok yang paling dekat dengan anak, ibu memiliki peran penting untuk mencegah malnutrisi, dimulai dengan memperhatikan asupan gizi yang sesuai bagi anak,” ujar dr. Sri Sudaryati Nasar, Sp.A(K) dari IDAI, dalam acara edukasi yang digelar bersama Indofood CBP. (Sagar/DMO/Dok. M&B)