ARCHIVE

Kenali Ciri Hyperparenting



Apakah Anda tipe orangtua yang menilai kemampuan dan keberhasilan anak hanya melalui prestasi akademis atau kognitifnya? Jika ya, waspadalah! Kemungkinan Anda sedang terjebak dalam pola asuh hyperparenting.

Hyperparenting merupakan salah satu pola asuh dengan upaya yang dianggap orangtua baik untuk anak, tanpa memperhatikan kemampuan atau kebutuhan anak itu sendiri. Pola asuh ini dinilai kurang tepat, karena dapat menghambat perkembangan anak secara optimal.

Peneliti Holly Schiffrin dari University of Mary Washington di Virginia, AS, menemukan bahwa anak dengan orangtua yang cenderung otoriter dengan pola asuh hyperparenting berisiko lebih besar untuk mengalami depresi dan tumbuh menjadi pribadi yang selalu kurang puas dengan kehidupan yang mereka jalani. Hal tersebut tentu dapat mengganggu kesuksesan mereka kelak.

Berikut beberapa ciri-ciri orangtua yang hyperparenting.
1. Orangtua biasanya memiliki rasa khawatir atau cemas yang berlebihan atas apa yang akan dihadapi anak nantinya, bahkan masa depan Sang Anak.
2. Orangtua yang hyperparenting juga cenderung membandingkan anaknya dengan anak lain.
3. Mudah kecewa bila anaknya mengalami kegagalan.
4. Selalu merasa kurang terhadap apa yang dilakukan Sang Anak.
5. Kurang peduli terhadap kemampuan Sang Anak.
6. Memaksakan anak untuk melakukan kegiatan yang menurut Anda baik tanpa mempedulikan kapasitas dan minat Sang Anak.
7. Selalu menekan anak dan tersinggung bila ada yang mengomentari atau mengkritik Sang Anak.
8. Menyalahkan pihak sekolah atau guru bila anak tidak berhasil mencapai prestasi tertentu. (Aulia/DMO/Dok. M&B)