FAMILY & LIFESTYLE

Gaya Pola Asuh ala Keluarga Jepang yang Bisa Ditiru



Banyak hal yang dapat dipelajari dari budaya di negara Jepang. Salah satunya adalah pola pengasuhan yang biasa dilakukan di negeri sakura itu. Sudah terkenal bahwa masyarakat di Jepang memiliki etos kerja tinggi, kedisplinan, dan tatakrama yang baik.

Tentu semua hal tersebut tidak datang begitu saja, melainkan lahir dari hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya berasal dari bagaimana seseorang diasuh dan dididik. Nah, berikut ini beberapa hal yang dapat ditiru dari pola asuh ala keluarga jepang!

Hubungan Antara Ibu dan Anak

Di Jepang, hubungan antara ibu dan anak amatlah kuat. Baik ibu dan anak, biasanya mereka selalu tidur bersama dan ibu selalu bersama anak-anak ke mana pun mereka pergi. Bahkan pada zaman dahulu, para ibu di Jepang sering menggunakan gendongan untuk menggendong bayi sambil melakukan pekerjaan rumah atau pergi ke suatu tempat. Hal tersebutlah yang kemudian membuat hubungan antara ibu dan anak di Jepang sangat mendalam.

Para ibu di Jepang menerima semua yang dilakukan anak-anak mereka. Di mata mereka, anak-anak mereka selalu sempurna. Salah satu konsep pengasuhan dasar dari orang tua Jepang mengatakan bahwa sebelum anak berusia 5 tahun, mereka diizinkan untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Orang asing menganggap ini sebagai izin yang sedikit keterlaluan, tetapi sebenarnya tidak. Prinsip ini menunjukkan kepada anak-anak bahwa mereka berkembang dengan sangat baik.

Keluarga yang Utama

Banyak masyarakat Jepang yang berpikir bahwa anak-anak belum boleh dikirim ke taman kanak-kanak sebelum mereka menginjak usia 3 tahun. Orang tua tidak boleh meminta kakek nenek atau menyewa pengasuh bayi, namun harus meluangkan waktu untuk merawat Si Kecil secara langsung. Hal ini menanamkan makna bahwa keluarga terdiri dari orang-orang yang akan selalu saling mendukung dan melindungi.

Orang Tua adalah Cermin

Para ibu di Jepang tidak memberi anak-anak hal-hal yang mereka butuhkan atau mengajarkan Si Kecil dengan sekadar kata-kata atau nasihat. Mereka justru langsung memberi contoh dan menunjukkan bagaimana melakukan hal-hal yang benar. Hal ini dilakukan karena menurut mereka tingkah laku orang tua adalah cerminan bagi sikap anaknya kelak.

Perhatikan Emosi

Anak-anak di Jepang diajari untuk melihat dan menghormati emosi dan minat orang lain. Para ibu di Jepang menghormati anak-anak mereka dan memperhatikan perasaan serta emosi mereka. Mereka tidak mendesak Si Kecil atau membuat mereka merasa marah atau malu. Anak-anak juga diajari untuk memahami perasaan orang lain, bahkan hal-hal yang tidak masuk akal. Misalnya, jika seorang anak mencoba memecahkan mobil mainannya, seorang ibu Jepang akan berkata "Mobilnya pasti menangis!".

Kemandirian dan Kedisiplinan

Anak sedini mungkin dibiasakan melakukan aktivitas bantu diri, yaitu semua aktivitas yang menyangkut dirinya sendiri secara mandiri yang dilakukan secara teratur dan disiplin, mulai dari merapikan mainan, mengenakan baju, makan sendiri, hingga toilet training, sehingga seiring bertambah usia seorang anak, ia sudah terbiasa melakukan semua hal tersebut sendiri tanpa perlu dibantu.(Binar MP/SW/Dok. Freepik)