Anda terobsesi dengan skor intelligence quotient (IQ) anak dan merasa ia kurang cerdas, karena IQ yang dimilikinya tidak terlalu tinggi? Sebaiknya, ubah paradigma Anda tersebut. Pasalnya, meski IQ memang berkolerasi dengan prestasi, karena berkaitan dengan kecerdasan matematika Si Kecil, namun di dalam otak manusia, IQ hanya mewakili sebagian dari kemampuan otak saja. Saat melakukan tes IQ, kemampuan yang dapat diuji hanyalah kemampuan verbal, matematika, dan penalaran.
Jadi, Anda tidak perlu menghitung IQ anak secara rutin setiap tahun, kecuali bila pihak sekolah memintanya mengikuti tes tersebut, atau jika terjadi sesuatu, seperti Si Kecil habis terjatuh. Psikolog Dr. Rose Mini A.P., M.Psi, yang akrab disapa Bunda Romi menjelaskan, bila hanya ingin mengetahui apakah skor IQ anak bertambah atau berkurang, rasanya tidak terlalu penting. Ia pun menambahkan IQ hanya menyumbang 20 persen dari keberhasilan seseorang di masyarakat.
“Pada dasarnya, semua anak itu cerdas, hanya kecerdasannya saja yang berbeda-beda. Ada anak yang kecerdasan matematikanya tidak tinggi, tetapi kemampuan musikalnya luar biasa. Jadi, jangan dimarahi kalau anak nilai matematikanya jelek. Yang penting, tugas orangtua dan guru adalah menstimulasi agar anak bisa mencapai kemampuannya,” tutup Bunda Romi. (Sagar/DMO/Dok. M&B)