Fobia merupakan rasa takut berlebihan yang dimiliki seseorang terhadap situasi, tempat, atau objek tertentu. Saat seseorang memiliki fobia, biasanya mereka tidak bisa mengendalikan ketakutannya dan berusaha untuk menghindari pemicu atau hal yang membuatnya ketakutan.
Bagi sebagian orang yang memandang orang lain yang memiliki fobia, mereka mungkin menganggap bahwa perilaku orang yang memiliki fobia itu berlebihan. Bahkan tak sedikit pula orang-orang yang meremehkan ketakutan yang dimiliki seseorang yang punya fobia.
Mitos-mitos pun berkembang tentang perilaku yang mungkin dianggap sebagian orang irasional yang diperlihatkan oleh orang yang memiliki fobia ketika menghadapi ketakutannya. Namun mitos-mitos yang berkembang tersebut banyak yang tak sepenuhnya benar, bahkan cenderung keliru. Simak fakta-fakta dari berbagai mitos seputar fobia yang ada berikut ini:
1. Fobia hanya ketakutan yang berlebihan
Saat seseorang memiliki fobia, mereka pasti diminta untuk mencoba menghadapinya atau mengatasinya. Padahal orang yang tak memiliki fobia tidak tahu betapa sulitnya seorang yang memiliki fobia untuk memahami kedalaman teror yang disebabkan oleh fobia tersebut.
Bila seseorang memiliki ketakutan biasa, mungkin hal itu memang bisa diatasi dengan menghadapi ketakutan tersebut. Namun untuk mengatasi fobia, seseorang perlu bantuan seorang ahli kesehatan mental yang profesional.
2. Orang yang memiliki fobia disebut orang gila
Kata "gila" tampaknya sering dilemparkan secara sembarangan oleh masyarakat umum untuk menggambarkan seseorang yang mengalami masalah kesehatan mental, termasuk orang yang memiliki fobia. Kata ini memunculkan gambaran gangguan psikologis jangka panjang, yang tidak dapat disembuhkan, serta bisa menimbulkan perilaku yang berpotensi berbahaya.
Namun tidak dengan fobia, karena sebenarnya semua jenis fobia sangat dapat diobati dengan berbagai pendekatan. Bahkan perawatan fobia spesifik pun bisa sesingkat satu hingga tiga sesi saja.
3. Fobia itu genetik
Meski tak disangkal kebenarannya, namun mitos ini belum mencapai hasil konklusif dari berbagai penelitian. Namun menurut beberapa peneliti, seseorang yang memiliki fobia bisa disebabkan oleh generasi pertama atau orang tuanya yang juga memiliki fobia. Selain itu, biasanya anak kembar juga memiliki peluang untuk memiliki fobia.
4. Anak-anak secara otomatis mengembangkan fobia orang tuanya
Meskipun ada beberapa bukti bahwa anak-anak lebih mungkin mengembangkan fobia jika orang tuanya memiliki fobia, namun ini bukan faktor satu-satunya dari risiko anak-anak memiliki fobia. Karena fobia ternyata juga bisa dikembangkan akibat seseorang atau seorang anak melihat orang asing mengalami kejadian buruk, misalnya jatuh dari tangga, atau melihat sesuatu yang mengerikan dalam sebuah film.
5. Fobia berakar dari sifat kepribadian seseorang
Bagi orang-orang yang percaya akan mitos ini, mereka pasti mengira bahwa seseorang yang memiliki fobia tidak akan bisa mengatasi fobianya dan menganggap fobia merupakan bagian dari diri orang tersebut. Meski beberapa fobia lebih sulit diobati, namun bukan tidak mungkin seseorang akan berhasil mengatasinya fobianya. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)