Dengan segala perubahan yang ada selama pandemi ini, bukan cuma orang dewasa yang bisa menderita penat dan stres, anak-anak yang masih kecil pun dapat mengalami beban mental yang berat juga. Si Kecil tak lagi bisa bermain dengan bebas bersama teman-temannya. Ia juga harus menghadapi tantangan baru saat menjalani school from home.
Maka, membiarkan Si Kecil bermain dapat membantunya mengatasi segala tekanan yang ia rasakan selama di rumah saja. Hal ini dijelaskan oleh Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi., psikolog dan Ketua Ikatan Psikologi Klinis Jakarta pada acara virtual "#MainYuk Dari Rumah bareng Paddle Pop" pada 22 Juli lalu.
Manfaat Bermain untuk Tumbuh Kembang Anak
Menurut psikolog yang sering dipanggil Nina ini, bermain memiliki banyak manfaat bagi tumbuh kembang anak, walau sering dilihat sebelah mata oleh orang tua. "Sebetulnya, menurut banyak penelitian, ternyata proses bermain bisa memberikan begitu banyak manfaat pada anak," kata Nina.
Dari paparan Nina, ada beberapa manfaat utama dari bermain bagi anak, antara lain:
⢠Memperkaya wawasan
⢠Mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah
⢠Meningkatkan rasa keberhasilan yang berujung pada memupuk rasa percaya diri
⢠Mengasah koordinasi motorik kasar dan halus
⢠Sebuah bentuk atau cara anak untuk mengatasi stres dan masalah
⢠Mendukung perkembangan daya kreativitasnya
⢠Membantu pembentukan karakter positif dan kemampuan sosialisasi
⢠Sebagai wadah untuk mengekspresikan diri dan emosi.
Maka dari itu, jangan segan-segan atau pelit memberikan waktu main untuk anak. Lagipula bila merujuk pada perayaan Hari Anak Nasional yang diselenggarakan setiap 23 Juli, ini adalah salah satu kebutuhan dan hak anak juga lho, Moms.
Tepat Bermain untuk Anak
Nina mengatakan bahwa berkegiatan di rumah saja selama pandemi, temasuk school from home, memberikan tekanan tersendiri bagi anak. Maka, waktu luang dapat dimaksimalkan untuk melepas stres dengan bermain. Tapi bermain juga perlu dipastikan tepat agar bisa optimal.
Nina mengatakan bahwa ada tiga konsep penting seputar dunia bermain anak, yakni 'mainan' yaitu alat yang digunakan, 'permainan' yaitu aktivitas yang diciptakan, dan 'bermain' yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan dan manfaat lainnya. Yang perlu menjadi perhatian utama adalah 'bermain'.
Mainan yang mahal tak menjamin kebahagiaan maksimal, begitu pun bila permainannya tak tepat. Yang terpenting adalah kebahagiaan dan pengalaman Si Kecil saat bermain. "Percuma sudah dibelikan mainan mahal tapi cuma dilihat saja. Padahal berbagai hal yang sudah ada di rumah bisa menjadi alat bermain," kata Nina.
Di acara yang sama Artika Sari Devi, Putri Indonesia 2004 dan ibu dari dua orang anak (Abbey dan Zoey), menyatakan sikap setujunya tentang hal ini. "Saya dan Baim paham betul pentingnya bermain bagi anak-anak. Maka kami pastikan bahwa mereka bisa bermain setiap hari," tutur Artika. Ia juga membagikan beberapa trik bermain yang ia terapkan pada anak-anaknya, antara lain:
⢠Memberikan pengalaman bermain sebebas-bebasnya pada anak yang disertai dengan tanggung jawab. "Kami benar-benar bebaskan mereka berekspresi dan bermain. Kemarin Zoey bahkan membawa pulang caterpillar ke kamarnya. Tapi tentu saja dengan kewajiban asal kamar selalu bersih," kata Artika.
⢠Membuat jadwal bermain harian. Setuju dengan trik ini, Nina juga mengatakan bahwa ini merupakan metode tepat agar anak tak lupa waktu saat bermain.
⢠Hadir dan mendampingi anak saat bermain. Hal ini membuat pengalaman anak menjadi lebih kaya serta menjadi momen bonding bersama anak. Artika mengaku ia selalu menghiraukan ponselnya saat sedang bermain bersama anak agar waktu bermain optimal. Role play dan dress up adalah permainan yang gemar ia lakukan bersama anak-anaknya.
⢠Bermain dengan berbagai bahan yang ada. Menurut Artika, ia selalu mendukung Abbey dan Zoey untuk berkreasi dengan berbagai bahan yang ada. "Mereka biasanya bermain DIY menggunakan barang bekas yang ada di rumah," kata Artika. Pernyataan ini didukung oleh Nina. Katanya, berprakarya dengan bahan bekas dapat menjadi saluran emosi yang baik, sarana meningkatkan kreativitas, menumbuhkan kepercayaan diri, dan banyak lainnya. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)