Tanya
“Saya agak khawatir, karena Rafa terbiasa berbohong. Suatu hari, seorang temannya menangis, katanya dipukul Rafa, tetapi ia tidak mengaku. Saya juga pernah memergoki Rafa memecahkan gelas, lagi-lagi ia tidak mengaku. Bagaimana ya, supaya Rafa mau berkata jujur?”
(Marlina, 33, ibu dari Rafa Narendra, 4, dan Rifa Syaidina, 2)
Jawab
Beri Pemahaman
“Berikan pemahaman secara sederhana kepada Si Kecil bahwa berbohong itu tidak baik dan dapat berakibat buruk, misalnya tidak akan ada orang yang percaya dengan kata-katanya lagi, sehingga ia pun tidak bisa memiliki banyak teman. Selain itu, sebagai orangtua, kita juga harus konsisten untuk berbicara jujur. Jika Si Kecil mengajukan pertanyaan yang tidak kita ketahui jawabannya, katakan dengan jujur bahwa kita tidak tahu dan ajak ia untuk mencari jawabannya bersama-sama.”
(Nur Rofiatun, 30, ibu dari Fathian Radiatia Putra, 2 tahun 3 bulan)
Tidak Memarahi
“Evan melakukan kebohongan untuk pertama kalinya saat berusia 2 tahun. Saat itu, ia sedang bermain di luar rumah, kemudian ada anak tetangga yang menangis histeris dengan tubuh berlumuran pasir. Saya curiga Evan yang menyiramnya, karena sebelumnya mereka memang sedang bermain bersama. Saat saya tanya, Evan tidak mengaku, namun terlihat ketakutan. Saya lalu menatap matanya dan meyakinkan bahwa saya tidak akan marah jika ia berkata jujur. Evan akhirnya mengaku kalau memang ia yang melakukannya dan meminta maaf serta berjanji tidak akan mengulanginya lagi.”
(Ika Dian Sari, 28, ibu dari Evan Dixoo Handika, 3 tahun 8 bulan)
Beri Rasa Aman
“Saya memasukkan Maza di sekolah full day, sehingga ia harus tidur siang di sekolah. Setiap pulang sekolah, saya selalu bertanya apakah Maza tidur siang dan selalu dijawab, 'Ya'. Suatu hari, saya mendapat laporan dari gurunya bahwa Maza jarang sekali tidur siang di sekolah. Saya pun bertanya mengapa ia berbohong. Sambil menangis ia berkata, 'Takut mama marah'. Saya langsung memeluknya dan meminta maaf. Tanpa disangka, Maza malah berjanji tidak akan berbohong lagi. Ternyata, yang ia butuhkan hanyalah rasa aman untuk berkata jujur.”
(Triana W, 29, ibu dari Maza, 4)
Pendidikan Agama
“Menurut saya, menanamkan pendidikan agama sejak kecil merupakan cara terbaik untuk mengajarkan kejujuran. Banyak sekali pelajaran agama yang berkaitan dengan perilaku jujur dan memberikan pengertian bahwa berbohong itu perbuatan dosa yang sangat tidak disukai Tuhan. Pembekalan seperti itu sangat efektif untuk mengajarkan anak agar selalu berkata jujur, termasuk bagi anak saya, Affan. Setiap saya bertanya sesuatu kepadanya, ia selalu mengatakan yang sejujurnya, 'Agar disayang Tuhan'.”
(Yeni Dwi Susanti, 32, ibu dari M. Affan Syahraja, 4,5)
Lagu dan Dongeng
“Saya memiliki cara yang menyenangkan untuk mengajarkan kejujuran kepada Si Kecil, yaitu lewat lagu dan dongeng. Hampir setiap hari, saya memutarkan lagu yang liriknya sarat nilai kejujuran dan mengajak Si Kecil bernyanyi bersama. Selain itu, saya juga selalu membacakan dongeng yang bercerita tentang perilaku jujur, seperti cerita dari buku-buku agama yang dipenuhi dengan kalimat, 'Berbohong itu dosa' atau 'Tuhan menyayangi anak yang jujur'. Kalimat sederhana itu pun akan tertanam dengan baik di dalam diri Si Kecil dan mendorongnya untuk selalu berkata jujur.”
(Arni Riyana Yuni, 26, ibu dari Sectyo Caessar Al Ghifary, 2,5)
(DC/Aulia/DMO/Dok. M&B)