TODDLER

Gangguan Makan pada Anak, Ini Bedanya Picky Eater dan ARFID



Menghadapi balita yang susah makan merupakan masalah pelik yang kerap dialami orang tua. Apalagi jika Si Kecil termasuk anak picky eater, ia hanya mau makan makanan yang itu-itu saja dan tidak mau makanan lain. Pasti Anda pusing dibuatnya ya, Moms. Diberikan makanan yang lain, Si Kecil akan menolak, bahkan hingga menangis rewel atau mengamuk.

Padahal, Moms perlu waspada dengan kondisi anak yang cuma mau makan makanan yang itu-itu saja, karena Si Kecil berisiko mengalami kekurangan asupan nutrisi yang ia butuhkan untuk tumbuh kembangnya dan bisa menyebabkan gangguan kesehatan.

Baca juga: ARFID, Gangguan Makan pada Anak yang Ganggu Kesehatan

Yang perlu mendapat perhatian, apakah anak Anda menderita gangguan makan? Salah satu bentuk gangguan makan yang sering terjadi pada anak adalah ARFID. Menurut laman Eatingdisorders.org.au, ARFID (Avoidant/Restrictive Food Intake Disorder) merupakan gangguan makan yang ditandai ketika seorang anak hanya ingin mengonsumsi makanan tertentu dan menghindari makanan yang lain.

Penghindaran ini mungkin didasarkan pada penampilan atau bentuk, aroma, rasa, tekstur, hingga warna makanan tersebut. Contohnya, anak hanya mau makan makanan yang manis atau memiliki tekstur lembut dan menolak makanan yang memiliki rasa atau tekstur di luar itu.

Anak dengan ARFID memiliki kesulitan untuk makan makanan tertentu. Makanan yang menurutnya 'aman' atau 'disukai' mungkin terbatas pada jenis makanan tertentu dan bahkan merek tertentu. Dalam beberapa kasus, anak dengan kondisi ini akan mengecualikan kelompok makanan utuh, seperti buah-buahan atau sayuran.

Ini Beda Picky Eater dan ARFID

Sekilas, gangguan makan ARFID mirip dengan picky eater, di mana anak sangat pemilih dengan makanan yang ingin ia konsumsi. Tak jarang orang tua sulit untuk membedakan anak picky eater dengan anak yang mengalami ARFID. 

Meskipun begitu, berikut beberapa perbedaan antara picky eater dan ARFID yang perlu Moms ketahui:

• Anak yang mengalami ARFID menunjukkan penurunan berat badan secara tiba-tiba dan signifikan. Sementara anak picky eater dapat mempertahankan berat badannya dan tidak mengalami penurunan berat badan karena takut muntah atau tersedak.

• Anak yang mengalami ARFID bisa mengalami kegagalan dalam mencapai kenaikan berat badan. Sedangkan anak picky eater umumnya masih bisa mendapatkan nutrisi dan kalori yang cukup untuk mempertahankan pertumbuhan dalam kisaran yang diharapkan pada grafik pertumbuhan atau mempertahankan berat badan yang sehat.

• Anak yang mengalami ARFID umumnya bergantung pada tabung makanan atau suplemen gizi untuk mendapatkan nutrisi yang tepat. Sementara anak picky eater umumnya bisa makan makanan yang cukup dan bervariasi, sehingga mereka tidak membutuhkan suplemen untuk memenuhi kebutuhan kalori.

• Anak yang mengalami ARFID mungkin memiliki gangguan pada fungsi psikososial. Sedangkan anak picky eater dapat menghadiri kegiatan sosial, tanpa kesulitan tentang makanan yang akan disajikan.

• Terkadang, ARFID dapat dipicu oleh peristiwa atau ketakutan tertentu yang muncul, seperti takut muntah atau tersedak. Sementara anak picky eater tidak menanggapi ketakutan sebagai sesuatu yang mendorong pilihan makanan mereka.

• Anak yang mengalami ARFID memiliki nafsu makan yang rendah. Sebaliknya, anak picky eater seringkali merasa lapar, tertarik untuk memakan makanan yang mereka sukai.

Jika Moms khawatir Si Kecil mengalami ARFID, segera periksakan ke dokter agar bisa dilakukan pemeriksaan secara medis. Umumnya, balita memang memiliki masalah dengan makanan atau menjadi picky eater. Tapi kondisi tersebut tidak berlangsung lama dan akan menghilang dengan sendirinya seiring bertambahnya usia dan meningkatnya aktivitas Si Kecil. Namun berbeda halnya jika ia menderita ARFID. Gangguan ini akan menyebabkan masalah pada tumbuh kembang dan kesehatan Si Kecil. Jadi, atasi segera ya, Moms! (Vonda Nabilla/ND/SW/Dok. Freepik)