Apakah normal bagi vagina wanita memiliki aroma? Tentu saja. Kerap kali aroma ini dikarenakan keberadaan bakteri bersifat baik yang membantu menjaga vagina berada dalam kondisi yang sehat.
Ditambah pula faktor konsumsi makanan, kebiasaan membersihkan tubuh, hubungan seksual, serta menstruasi bisa menimbulkan aroma pada vagina. Selain bakteri, adanya kelenjar keringat pada vagina turut berkontribusi menciptakan aroma yang khas.
Maka dari itu, Moms tidak perlu khawatir jika mendeteksi adanya aroma pada bagian dari alat reproduksi wanita ini. Dilansir dari laman Health, setiap wanita memancarkan aroma yang berbeda. Pada umumnya, bau yang tercium ini kerap diidentifikasi dengan istilah sedikit asam.
Berdasarkan pengetahuan di atas, penting bagi Moms untuk mengenali aroma vagina pada kondisi normal, karena menurut penelitian, aroma vagina bisa menandakan kondisi kesehatan. Jika suatu saat menemukan keadaan bau yang tidak semestinya dalam jangka waktu yang lama, tak ada salahnya untuk segera konsultasi ke dokter.
Yuk, simak cara untuk mengetahui kondisi kesehatan tubuh Moms melalui aroma vagina!
1. Asam
Bakteri, khususnya Lactobacilli, merupakan penyebab bau asam pada vagina. Umumnya, tingkat keasaman yang normal pada vagina berada dalam kisaran pH 3,8-4,5. Inilah alasan kenapa aroma ini kerap diasosiasikan saat kondisi normal.
Berkat Lactobacilli yang kerap ditemukan pada makanan berfermentasi, aroma vagina kerap dibandingkan dengan aroma yoghurt maupun roti sourdough. Asalkan bau yang timbul tidak menyengat dan mengganggu, maka Moms tidak perlu terlalu khawatir dengan kondisi kesehatan tubuh Anda.
2. Berbau logam
Penyebab utama timbulnya bau ini adalah karena adanya darah. Bau ini biasanya tercium saat Moms sedang mengalami menstruasi. Saat menstruasi, darah dan permukaan kulit akan luruh dari rahim ke kanal vagina. Bau akan semakin kentara terutama bagi pengguna pembalut ketimbang pemakai tampon dan menstrual cup. Jika aroma berbau logam ini masih terus hadir dalam waktu lama usai menstruasi, Moms disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter karena dikhawatirkan adanya kemungkinan perdarahan pada vagina.
3. Menyerupai bau cairan pemutih
Reaksi aroma seperti cairan kimia ini bisa disebabkan oleh urine maupun Bacterial vaginosis. Bau yang disebabkan oleh urine kerap kali terjadi akibat kumpulan urine yang tertinggal di baju dalam ataupun di sekeliling vulva. Aroma seperti cairan pemutih timbul akibat urine mengandung amonia. Alasan kedua adalah Bacterial vaginosis, yaitu kondisi saat adanya pertumbuhan berlebihan dari bakteri yang tidak terlalu baik bagi vagina.
4. Menyengat atau pedas
Bahan makanan yang beraroma kuat, seperti bawang putih, bawang bombay, bahkan daging merah ternyata memicu bau yang intens di bawah lengan, kulit kepala, serta vagina Anda. Begitu pula dengan bumbu kari, kunyit, cuka, blue cheese, serta beberapa jenis sayur, seperti brokoli, asparagus, kubis, dan kembang kol.
5. Manis
Jika vagina memancarkan bau manis menyerupai kudapan, ini bisa mengindikasikan tubuh memiliki tingkat glukosa yang tinggi. Penderita diabetes kerap mengalami hal ini. Namun, terkadang aroma manis ini termasuk dalam kondisi yang tidak terlalu mengkhawatirkan jika disebabkan oleh bakteri. Tingkat pH pada vagina turut mengubah ekosistem dari bakteri sehingga membuat vagina wanita bisa saja berbau sedikit manis. (Oktavia Putri/SW/Dok. Freepik)