Membebaskan anak bermain dengan imajinasinya adalah sesuatu yang sangat penting demi tumbuh-kembangnya. Akan tetapi, Anda perlu tahu seluruh aktivitas ini benar-benar akan membuat Anda sangat kewalahan.
Pertama, Anda perlu bersiap-siap dengan keadaan rumah yang berantakan. Apabila ruang tamu menjadi porak-poranda dan melihat Si Kecil melompat-lompat di atas sofa sambil menunjuk bantal-bantal di bawah sebagai para buaya yang mengerubunginya, tahan diri Anda untuk tidak merasa sebal lantaran harus membereskan semuanya nanti.
Untuk menyiasatinya, Anda dapat menyiapkan beberapa strategi untuk meminimalisasi kekacauan. Misalnya, bila Si Kecil sedang ingin bermain menjadi pegawai kantor, sebelum ia memberantakkan baju kerja Sang Ayah, maka siapkan saja baju-baju lama yang sudah tidak terpakai untuknya bermain. Anda juga bisa melapisi lantai dan meja dengan kertas koran atau kain perca supaya tidak kotor. Selain itu, dilansir dari Babycenter, bila Si Kecil menyalahkan teman imajinernya yang merusak vas bunga Anda, jangan langsung menudingnya sebagai pembohong lalu memarahinya. Sisi positifnya, Si Kecil akan belajar untuk mengakui sesuatu, meski jawabannya tidak jujur. Soal kejujuran dapat diajarkan kepadanya setelah permainan usai secara perlahan.
Kedua, sebelum bermain, Anda perlu sedikit menambahkan peraturan. Peraturan tersebut bukan untuk membatasi imajinasi Si Kecil, namun untuk membuat permainan yang akan dilakukan tidak membahayakan keselamatan dirinya atau orang lain. Misalnya, Anda bisa mengingatkan anak laki-laki untuk tidak memukul Anda dengan pedangnya walaupun Anda akan berperan sebagai penjahat serta menjelaskan akibat bila ia melakukan hal itu.
Terakhir, Anda harus siap-siap menahan emosi dan rasa malu. Ya, akan ada masanya anak tidak mau mengganti pakaian 'superhero'-nya selama 4 hari berturut-turut dan merengek tetap menggunakannya saat keluar rumah. Anda pasti berpikir, akan ada anggapan miring dari orang-orang di sekitar Anda mengenai ini. Di dalam benak Anda, pakaian itu tentu kotor dan akan mengundang tatapan aneh dari orang lain, karena tingkah konyol Si Kecil. Bagaimanapun, Anda tidak bisa melarang permintaannya dengan nada yang keras.
Anak-anak masih belum mengerti soal norma atau batasan. Mereka adalah jiwa yang bebas sebab mereka belum peduli tanggapan orang lain serta tidak takut terlihat aneh. Jadi, Anda tetap harus menempatkan diri Anda menjadi Si Kecil dan tidak serta-merta mengecam imajinasinya. Memang tidak mudah menjadi orangtua, tetapi dengan sedikit kompromi dan memberinya waktu untuk belajar, Si Kecil akan mengerti secara perlahan terhadap lingkungan sekitarnya. (Sagar/DMO/Dok. M&B)