FAMILY & LIFESTYLE

Waspadai Zat-zat Berbahaya yang Tersembunyi di Sereal!



Sereal merupakan salah satu menu sarapan favorit anak-anak. Sereal juga menjadi menu sarapan andalan bagi mereka yang harus bergegas beraktivitas di luar rumah pada pagi hari, karena sereal cepat dan mudah disiapkan serta membuat perut Si Kecil kenyang.

Sebenarnya sereal bukanlah menu sarapan yang cukup sehat bagi anak. Mungkin tak sedikit dari Anda yang khawatir akan kandungan gula yang berlebih pada sereal. Tetapi selain kandungan gulanya, Moms juga perlu tahu bahwa ada bahan-bahan tersembunyi dalam sereal yang berbahaya untuk kesehatan Si Kecil. Berikut ini beberapa zat-zat berbahaya pada sereal yang perlu Anda waspadai:

1. Pewarna Buatan

Tak sedikit produsen sereal yang membuat sereal dengan bentuk lucu dan warna-warni cerah yang memanjakan dan menarik minat anak-anak. Semakin bervariasi warna dan bentuk sereal, tentu hal tersebut akan semakin membuat anak tertarik dan merengek untuk minta dibelikan.

Masalahnya adalah sereal yang berwarna-warni tersebut telah dikaitkan dengan beberapa masalah kesehatan. Melansir Healthline, pewarna buatan dikaitkan dengan risiko hiperaktif pada beberapa anak. Meskipun hiperaktif tidak secara luas disebabkan oleh pewarna makanan, tetapi bagi anak-anak yang memiliki sistem tubuh lebih sensitif, mereka lebih mungkin terpengaruh oleh pewarna Yellow 5, atau tetrazine.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tikus, ditunjukkan jika pewarna Blue 2 diberikan dalam dosis tinggi, ini bisa menyebabkan tumor otak. Sementara itu pewarna Red 3 yang sempat dilarang penggunaanya oleh Food and Drug Administration pada 1990, namun telah dicabut pelarangannya terbukti menyebabkan tumor pada tiroid. Meskipun Red 3 telah diganti dengan Red 40 selama bertahun-tahun, zat ini masih bisa Anda temukan pada label makanan.

2. Minyak Terhidrogenasi

Minyak yang terhidrogenasi telah dikaitkan dengan risiko kanker, penyakit jantung, dan masalah kekebalan tubuh. Minyak hidrogenasi parsial dapat membahayakan respirasi sel-sel sehat yang kemudian akan memungkinkan mereka untuk mengubah bentuk sel. Nah, mutasi ini jika dibiarkan akan membentuk sel kanker.

Sementara itu, minyak yang sepenuhnya terhidrogenasi adalah lemak jenuh. Lemak jenuh ini dapat meningkatkan kolesterol yang kemudian akan menyebabkan risiko penyakit jantung dan stroke meningkat. Meskipun hal tersebut mungkin dipercaya tidak akan dialami oleh anak-anak, jika dikonsumsi secara sering dari waktu ke waktu, hal ini dapat menyebabkan obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit-penyakit yang telah disebutkan sebelumnya.

3. Bahan Transgenik

Bahan transgenik atau disebut GMO (Genetically Modified Organism) merupakan organisme yang DNA-nya telah diubah atau dimodifikasi dengan cara tertentu melalui rekayasa genetika. Dalam sebuah penelitian biologi, makanan transgenik dikaitkan dengan risiko kanker, tetapi belum ditemukan pada penelitian dengan manusia. Meskipun begitu, yang menjadi perhatian adalah herbisida yang disemprotkan pada banyak makanan transgenik, yaitu glifosat yang telah dikaitkan dengan kanker.

4. Lesitin Kedelai

Memang, biasanya kandungan lesitin kedelai pada sereal tidak terdapat dalam jumlah banyak. Namun yang mungkin berbahaya pada kesehatan adalah agen pengolah kimia yang memproduksinya. Untuk menghasilkan lesitin kedelai ini, bahan kimia heksana digunakan untuk mengekstrak minyak dari kedelai.

Berdasarkan penelitian oleh Cornucopia Institute, selama dekade terakhir ditemukan bahwa ketika proses ekstraksi selesai, sejumlah kecil bahan kimia tertinggal dalam makanan. Meski mungkin membutuhkan jumlah heksana yang lebih besar agar bisa terpapar efeknya, tetap saja efek samping seperti vertigo, otot melemah, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, dan efek lainnya perlu diwaspadai.

Hal yang perlu Moms perhatikan saat memilihkan produk sereal untuk Si Kecil adalah pastikan Anda memilih sereal yang bebas bahan transgenik, tanpa gula tambahan, bebas dari pewarna dan perasa buatan, serta mengandung gandum utuh. Pilih pula sereal yang kaya akan protein dan serat untuk membantu menjaga Si Kecil tetap kenyang dan baik untuk kesehatan ususnya. (Vonda Nabilla/SW/Dok. Freepik)