Salah satu kebahagiaan yang dirasakan ibu hamil adalah saat ia mendapati janin dalam kandungan melakukan gerakan. Ya, gerakan janin dalam kandungan bisa menjadi pertanda bahwa Si Kecil dalam keadaan sehat dan kebutuhan nutrisi serta gizinya selama dalam kandungan tercukupi dengan baik.
Baca juga: Mengenal Gerakan-gerakan Janin di Dalam Kandungan
Gerakan janin dalam kandungan bukan hanya berupa tendangan, Moms. Terkadang Anda juga akan merasakan sentakan-sentakan kecil dan halus serta terasa berulang kali dengan jeda waktu tertentu. Jika Anda mengalami ini, maka kemungkinan besar Anda merasakan janin cegukan dalam kandungan. Ya, Anda tidak salah mendengarnya. Janin dalam kandungan juga bisa mengalami cegukan, lho. Berikut ini penjelasannya.
Kapan janin mulai mengalami cegukan?
Sebenarnya, janin sudah mulai cegukan sejak trimester pertama, yaitu di usia kehamilan sekitar 9 minggu. Namun, biasanya Moms baru akan merasakan janin mengalami cegukan saat usia kehamilan memasuki trimester kedua dan ketiga. Cegukan pada janin tidak perlu dikhawatirkan. Hal ini justru menandakan fungsi pernapasan Si Kecil berkembang dengan baik.
Cegukan sendiri mulai terjadi setelah sistem saraf lengkap janin telah terbentuk. Sistem saraf yang sudah lengkap ini akan membuat janin mampu bernapas di dalam cairan ketuban. Ketika cairan ketuban masuk dan keluar paru-paru, maka diafragma janin akan berkontraksi dengan cepat. Hal inilah yang bisa menimbulkan reaksi cegukan.
Reaksi ini akan makin sering terjadi di trimester kedua dan ketiga. Moms akan merasakan efeknya, yaitu kontraksi perut yang sangat jelas. Cegukan juga menandakan janin telah siap untuk memulai mekanisme menyusui saat lahir nanti.
Apa penyebab cegukan pada janin?
Melansir Healthline, sampai saat ini para pakar belum bisa memastikan alasan munculnya cegukan pada janin. Namun, cegukan diyakini berperan dalam proses pematangan paru-paru janin. Meskipun begitu, ada sejumlah faktor yang bisa menjelaskan kaitan cegukan dengan tumbuh kembang janin dalam kandungan, yakni:
1. Seperti telah disebutkan, cegukan menjadi pertanda sistem saraf lengkap janin telah terbentuk. Hal ini memungkinkan Si Kecil bernapas lewat plasenta, dan cegukan merupakan salah satu reaksi janin saat ia bernapas di dalam cairan ketuban.
2. Cegukan menjadi salah satu cara janin mempersiapkan diri untuk bernapas saat ia dilahirkan nanti, karena cegukan membantunya mempersiapkan paru-paru serta mengatur detak jantungnya.
3. Saat bernapas di dalam cairan ketuban lalu air ketuban masuk dan keluar paru-paru, hal ini akan membuat diafragma janin berkontraksi dengan cepat. Inilah yang membuat Si Kecil mengalami cegukan di dalam kandungan.
Apa yang harus diperhatikan oleh ibu hamil?
Cegukan pada janin biasanya berlangsung selama 1-10 menit. Ini merupakan sebuah refleks normal dan tidak berbahaya bagi janin. Sebagian besar ibu hamil juga merasakan janin mereka mengalami cegukan dalam kandungan.
Lalu bagaimana membedakan antara tendangan dan cegukan janin? Moms bisa melakukan perubahan posisi. Apabila Anda sudah berganti posisi dan gerakan tersebut berhenti, itu berarti tendangan janin. Terkadang, saat janin berada dalam posisi kurang nyaman, ia akan memberi tahu Anda lewat gerakan seperti menendang. Namun, jika Anda sudah berganti posisi tapi Anda tetap merasakan getaran berdenyut dari satu bagian perut Anda, bisa jadi itu adalah janin yang mengalami cegukan.
Meskipun begitu, frekuensi cegukan pada janin akan berkurang setelah kehamilan memasuki usia 32 minggu, sehingga bumil mungkin akan lebih jarang merasakannya. Akan tetapi, jika frekuensi cegukan Si Kecil masih sering, misalnya terjadi 4 kali sehari dengan durasi lebih dari 15 menit dan disertai dengan perut yang mengencang, maka Moms sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
Hal yang dikhawatirkan adalah jika janin terlilit pembungkus tali pusat sehingga menghambat pernapasannya. Pasokan darah ke jantung pun jadi meningkat secara tidak merata, dan aliran darah ke janin berkurang. Maka, Anda perlu mendapat perawatan medis untuk menangani masalah ini. Kasus seperti ini sebenarnya sangat jarang terjadi, tapi tetap harus dilakukan pengecekan untuk menjaga kesehatan Anda dan Si Kecil. (M&B/SW/Foto: Freepik)