FAMILY & LIFESTYLE

Waspada Prolaps Organ Panggul, Kenali Gejala dan Penyebabnya



Prolaps organ panggul atau yang juga sering disebut sebagai hernia, merupakan salah satu gangguan kesehatan yang mengintai banyak perempuan. Gangguan ini umumnya sering dikeluhkan oleh perempuan usai melahirkan secara normal.

Normalnya, rahim berada tepat di atas vagina. Namun pada prolaps organ panggul yang dikenal juga dalam masyarakat umum dengan istilah "turun peranakan" rahim bisa turun, menyebabkan dinding vagina menonjol dan disertai oleh organ lainnya.

Beberapa gejala yang sering dialami adalah rasa sakit pada perut bagian bawah, kesulitan mengontrol buang air kecil, dan punggung yang pegal. Prolaps organ panggul sering dialami oleh perempuan yang telah melahirkan normal atau sudah mengalami menopause.

Lalu, apa penyebab gangguan kesehatan ini dan bagaimana cara penanganannya? Untuk mengetahuinya, yuk simak penjelasan dari dr. Astrid Yunita, Sp.OG (K), dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan uroginekologi RS Pondok Indah, Moms!

Penyebab Prolaps Organ Panggul

Biasanya, prolaps organ panggul disebabkan oleh beberapa faktor risiko dan penyebab. Berikut ini adalah beberapa faktor risiko yang bisa terjadi secara bersamaan:

1. Genetik dan ras, hal ini berkaitan dengan kolagen dan elastin yang memengaruhi kualitas jaringan penyokong pelviks.

2. Riwayat kehamilan dan persalinan. Misalnya kehamilan berulang, riwayat kehamilan dan persalinan dengan bayi besar, riwayat persalinan berbantu dengan alat vakum atau forceps.

3. Riwayat pembedahan, seperti angkat rahim.

4. Terapi yang mengganggu saraf pelviks, contohnya terapi radiasi.

5. Obesitas.

6. Konstipasi.

7. Pekerjaan, aktivitas fisik, atau kebiasaan angkat berat.

8. Penyakit paru kronik atau batuk kronik.

9. Tumor abdomen, tumor rongga pelviks dan penumpukan cairan di rongga perut.

10 Proses penuaan, menopause, dan status estrogen.

11. Kebiasaan merokok.

Gejala Prolaps Organ Panggul

Adapun beberapa gejala yang bisa dialami oleh penderita prolaps organ panggul, antara lain adalah:

• Benjolan pada perut bagian bawah yang menandakan benjolan di vagina.

• Vagina terasa berat saat berdiri.

• Vagina terasa menggantung atau tertarik.

• Rasa tidak nyaman atau penuh pada vagina.

• Rasa pegal pada punggung.

• Keluar darah dari vagina.

• Sulit buang air kecil, namun juga bisa sulit mengontrol buang air kecil.

• Keluar urine saat batuk atau tertawa.

• Infeksi saluran kemih yang berulang.

• Buang air besar yang tidak tuntas.

• Kesulitan buang air besar.

• Rasa tidak nyaman atau nyeri saat berhubungan intim.

Cara Penanganan

Prolaps organ panggul umumnya didiagnosis setelah menjalani berbagai pemeriksaan, baik secara USG, foto rontgen, hingga tesurodinamik. Kemudian, ada beberapa cara yang dilakukan untuk menangani kasus prolaps organ panggul, yakni:

• Penggunaan pesarium.

• Rehabilitasi otot dasar panggul.

• Symptom-directed therapy dengan observasi prolaps, umum direkomendasikan pada pasien dengan prolaps derajat rendah.

• Tindakan bedah, seperti pengangkatan rahim atau penggantungan rahim. Tindakan bedah akan disesuaikan dengan derajat prolaps.

• Tindakan pencegahan dengan melakukan gerakan senam Kegel saat hamil dan setelah melahirkan. (Gabriela Pramesvari/SW/Dok. Freepik)