BUMP TO BIRTH

Fakta di Balik 5 Mitos Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil



Selama menjalani kehamilan, merawat kesehatan gigi dan mulut mungkin ada di daftar terakhir Anda. "Padahal urusan yang satu ini sangat penting dan sangat memengaruhi kesehatan janin," ujar Drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc. – Head of Sustainable Living Beauty & Personal Care and Home Care Unilever Indonesia Foundation (UIF).

Berkaitan dengan kehamilan, banyak mitos yang beredar seputar kesehatan gigi dan mulut bumil. Mulai dari mitos dilarang menyikat gigi setelah muntah, dilarang memakai kawat gigi, hingga mitos kehamilan dan sakit gusi kronis. Apakah mitos-mitos tersebut benar? Untuk meluruskannya, kami telah merangkum jawaban dari para pakar untuk Anda ketahui. Simak penjelasannya berikut ini yuk, Moms.

1. Wanita Hamil Mudah Terkena Radang Gusi

FAKTA! Peningkatan hormon pada wanita hamil membuat gusi jadi lebih mudah bengkak. Hal inilah yang membuat wanita hamil memang rentan terkena gingivitis gravidarum atau radang gusi kehamilan. Menurut Sally J. Cram, DDS, periodontist dan juru bicara American Dental Association, gusi yang membengkak akan lebih reaktif kepada bakteri dan meningkatkan kemungkinan penumpukan plak.

Jika sekali saja Anda tidak sikat gigi atau tidak menggunakan dental floss sebelum tidur, maka dalam 24 jam gusi Anda akan merah, bengkak, atau berdarah. Jika diteruskan, maka risiko periodontitis (yang dapat menyebabkan bone loss) akan meningkat. Kabar baiknya, gingivitis gravidarum akan sembuh dengan sendirinya setelah melahirkan.

2. Dilarang Menggunakan Mouthwash

MITOS! Penggunaan mouthwash dan dental floss justru sangat disarankan dalam menjaga kesehatan gigi ibu hamil. "Yang sebaiknya dihindari itu adalah menggunakan mouthwash yang mengandung alkohol," ujar Drg. Mirah. Mengenai aturan pakainya, sama seperti menunda sikat gigi setelah muntah. Penggunaan mouthwash juga disarankan dilakukan sekitar 30-60 menit setelah muntah.

"Sebaiknya Anda memilih mouthwash yang mengandung fluoride untuk memperkuat gigi Anda, pilih juga yang mengandung zinc citrate karena berfungsi sebagai antibakteri," sarannya.

Di tengah pandemi seperti saat ini, penting juga untuk menggunakan mouthwash yang mengandung CPC (cetylpyridinium chloride). Hasil studio in vitro (studi dalam lingkungan terkendali di luar organisme hidup) membuktikan bahwa mouthwash dengan teknologi CPC efektif mengurangi jumlah virus SARS-CoV-2 hingga 99,9% dengan waktu kontak 30 detik. Tambahan berita baik untuk bumil: Mouthwash dengan CPC aman untuk ibu hamil dan menyusui, lho.

3. Dilarang Sikat Gigi Setelah Muntah

FAKTA! "Lebih tepatnya dilarang langsung menyikat gigi setiap habis muntah, karena sebaiknya baru dilakukan 1 jam setelah muntah," kata Drg. Mirah. Kebanyakan wanita hamil mengalami morning sickness yang membuatnya sering muntah. Menurut Drg. Mirah, saat muntah maka rongga di mulut terjadi penurunan derajat keasaman yang membuat email gigi menjadi lebih rapuh.

Selain setelah muntah, menunda sikat gigi ini juga berlaku jika ibu hamil makan makanan asam, manis, dan minuman bersoda. Di luar makanan tersebut, ibu hamil disarankan untuk langsung sikat gigi setelah makan.

4. Dilarang Memakai Kawat Gigi

MITOS! "Mengunjungi dokter gigi sebelum Anda hamil hampir sama pentingnya dengan mengunjungi dokter kandungan," ujar Heidy Murkoff, penulis buku What to Expect When You're Expecting. Sependapat dengan itu, Drg. Mirah juga menyarankan untuk melakukan mouth preparation atau perawatan mulut sejak sebelum hamil.

Tujuannya agar gigi dan gusi saat hamil sudah dalam keadaan sehat dan terawat. Persiapan kesehatan gigi calon ibu hamil ini biasanya meliputi scaling, pembersihan karang gigi, dan menambal gigi berlubang. "Mouth preparation tidak termasuk mencopot kawat gigi karena dari segi kesehatan gigi wanita hamil tidak mengganggu," ujarnya. Konsultasikan dengan obgyn sebelum perawatan gigi.

5. Sakit Gusi Kronis Berisiko Lahir Prematur

FAKTA! Pada dasarnya, sakit gusi disebabkan oleh bakteri yang berkumpul di plak, sedangkan plak itu sendiri adalah kumpulan bakteri yang merekat erat di lekukan gigi atau gusi. Pada wanita hamil yang mengalami sakit gusi kronis, bakteri di lekukan gigi tersebut bisa 10.000 kali lebih banyak dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, atau dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak sakit gusi.

Menurut Drg. Mirah, jika bakteri di mulut terlalu banyak, maka hal ini dapat mengalir ke aliran darah dan kemudian memicu kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat rendah (BBLR), dan juga preeklampsia. Dokter Mirah juga menambahkan fakta menarik bahwa Fusobacterium nucleatum (bakteri yang seharusnya hanya berada di rongga mulut) juga selalu ditemukan pada bayi prematur dan bayi BBLR lho, Moms! (Tiffany/SW/Dok. Freepik)