BABY

Panduan Mengenalkan Gandum untuk MPASI Bayi



Setelah Si Kecil berusia lebih dari 6 bulan, ASI saja sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian anak. Untuk itu Anda perlu memberinya MPASI atau makanan pendamping air susu ibu. Para pakar menyarankan untuk memberikan berbagai jenis makanan dengan komposisi nutrisi lengkap.

Nah, bicara soal MPASI bernutrisi, banyak Moms yang takut memberikan beragam menu karena khawatir memicu reaksi alergi. Salah satu sumber makanan yang sering dikaitkan dengan alergi adalah gandum. Padahal, gandum atau makanan berbahan dasar gandum boleh dijadikan menu MPASI lho, Moms. Kapan bayi boleh makan gandum? Baca panduan mengenalkan gandum untuk bayi berikut ini, yuk!

Tidak Perlu Ditunda

Mengutip dokter Anthony Porto, MD, MPH, FAAP, dari American Academy of Pediatrics (AAP), Moms tidak perlu menunda pemberian makanan yang berpotensi memicu reaksi alergi, karena ternyata hingga saat ini tidak ada bukti menunda pemberian alergen bisa mencegah alergi pada anak. Begitu juga dengan membatasi pemberian makanan yang berpotensi memicu alergi.

Ya, banyak orang tua yang menunda atau membatasi pemberian alergen untuk mencegah reaksi alergi, terutama di masa-masa pemberian MPASI. Gandum menjadi bahan makanan yang kerap disebut alergen karena tinggi gluten dan dapat memicu penyakit celiac.

Setelah MPASI Perdana

Walau tidak perlu menunda pemberian gandum, namun bukan berarti gandum bisa diberikan sebagai MPASI perdana. AAP menyarankan untuk memberikan makanan tinggi risiko alergi setelah bayi sudah diberikan beberapa menu aman untuk MPASI perdana.

Secara garis besar, pertumbuhan anak membuatnya siap mengonsumsi makanan di usia 6 bulan, apa pun menunya. Banyak yang memberikan single-grain untuk MPASI perdana, seperti nasi dan oats (biji sereal utuh). Baru kemudian secara perlahan bisa dikenalkan dengan makanan yang berpotensi memicu reaksi alergi, seperti gandum.

Beri Jarak 2 Minggu

Setelah bayi sudah dikenalkan dengan menu bubur saring sebagai MPASI perdananya, Anda bisa mulai memberikan bubur saring berbahan dasar gandum. Mengingat gandum adalah salah satu bahan makanan tinggi risiko alergi, maka jangan memberikannya bersamaan dengan makanan tinggi risiko alergi lainnya. Coba beri jarak 2 minggu setelah memberikan gandum, agar jika ada reaksi alergi yang muncul, Moms bisa langsung tahu penyebabnya adalah gandum.

Sedikit Demi Sedikit

Jangan langsung memberikan seporsi penuh gandum utuh untuk MPASI Si Kecil, karena selain rasanya mungkin kurang disukai jika tanpa campuran, Moms juga perlu mengantisipasi risiko alergi. Maka saat baru mengenalkan gandum untuk bayi, berikanlah sedikit demi sedikit dan jangan dibarengi dengan pemberian alergen lain. Agar Si Kecil semakin lahap, campurkan gandum dengan bahan makanan lain yang ia sukai dan tidak alergi.

Buat Catatan

Sangat disarankan untuk membuat food diary atau catatan makanan, sehingga Moms bisa langsung tahu penyebab utamanya jika tiba-tiba muncul reaksi alergi Si Kecil. Reaksi ini bisa berupa gatal-gatal, sakit perut, muntah, atau bahkan sesak napas.

Cobalah membuat food diary dan catat baik-baik alergen apa yang Anda berikan dan catat juga reaksi yang muncul. Jika dalam waktu 2 minggu setelah diberi gandum tidak muncul reaksi alergi, maka Anda bisa mencoba memberikannya lagi. Setelah itu, Moms bisa mencoba memberikan makanan tinggi risiko alergi lainnya, seperti makanan laut, kacang, dan produk susu sapi.

Stop Jika Alergi

Jika ternyata muncul reaksi alergi setelah Anda memberikan gandum pada Si Kecil, maka hentikan pemberian semua makanan yang berbahan dasar gandum. Kemudian konsultasikan dengan dokter anak Anda, karena dokter mungkin akan memberikan beberapa cara ampuh untuk mengatasi alergi gandum ini. (Tiffany/SW/Dok. Freepik)