Moms, Anda mungkin merasa khawatir saat mendengar istilah kista. Wajar saja, masalah yang satu ini memang terkadang bisa menimbulkan efek signifikan buat kesehatan. Salah satu problem kista yang dialami perempuan adalah kista ovarium. Gangguan ini bisa mengganggu kehamilan Anda.
Kista saat hamil mungkin saja muncul dan yang paling sering ditemukan adalah kista ovarium. Kista ovarium merupakan benjolan atau kantong berisi cairan yang tumbuh di ovarium atau indung telur. Kebanyakan kista ovarium tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya tanpa penanganan khusus.
Umumnya, kista sudah terbentuk sebelum terjadinya pembuahan dengan ukuran yang beragam, tapi sering kali kista baru diketahui ketika ibu hamil melakukan USG. Terbentuknya kista ovarium disebabkan oleh bermacam faktor, bisa terkait dengan siklus menstruasi Anda maupun dikarenakan adanya pertumbuhan sel yang tidak normal. Meskipun begitu, biasanya kista ovarium bersifat jinak.
Gejala kista ovarium
Kemunculan kista ovarium cenderung tidak menimbulkan gejala. Dilansir dari Woman's Health, Dr. Taraneh Shirazian, MD, seorang spesialis obgyn di New York, mengungkapkan bahwa sebagian besar kista ovarium merupakan kista folikel jinak yang datang dan pergi dengan siklus Anda dan tidak memerlukan pengobatan lebih lanjut.
Baca juga: 5 Makanan Penyebab Kista Ovarium
Kista baru menimbulkan masalah jika tidak kunjung menghilang atau justru makin besar. "Sekitar 20 persen wanita mengalami kista yang tidak sembuh sendiri dan bisa dioperasi," jelas Dr. Shirazian. Kondisi serius dapat terjadi saat kista pecah dan menimbulkan efek serius sehingga memerlukan penanganan secepatnya.
Gejala umum kista ovarium adalah nyeri panggul, biasanya dirasakan di bagian bawah kanan atau kiri tempat ovarium berada. Pada sebagian besar kasus, Moms mungkin tidak akan menyadari kehadiran kista ovarium di tubuh. Namun, Anda akan merasakan gejalanya jika memiliki kista yang telah membesar, pecah, atau menutupi aliran darah ke ovarium. Berikut ini gejala-gejala yang bisa timbul akibat adanya kista ovarium.
- Nyeri panggul seperti kram menjelang menstruasi. Terkadang nyerinya bisa menjalar hingga ke bagian punggung bawah dan paha
- Nyeri saat melakukan hubungan seks
- Gangguan pada sistem pencernaan, seperti konstipasi maupun perut terasa penuh atau kenyang padahal hanya makan sedikit
- Sering buang air kecil, karena adanya tekanan berlebih pada kandung kemih
- Nyeri saat buang air besar
- Perubahan siklus menstruasi. Siklus haid Anda jadi tak teratur.
Penanganan kista ovarium
Jika Moms mendapati gejala-gejala tersebut, segera konsultasikan masalah ini ke dokter. Dengan melakukan pemeriksaan, dokter akan memastikan apakah Anda memang memiliki kista atau tidak. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk membantu mendeteksi apakah ada kista atau tidak adalah:
1. Ultrasonografi (USG) untuk melihat ukuran, bentuk, lokasi, dan meninjau apakah kista berisi jaringan padat atau cairan. Pemeriksaan ini juga dapat dilakukan untuk memantau perkembangan kista ovarium.
2. Tes darah CA-125 jika USG menunjukkan bahwa kista berbentuk padat atau dicurigai benjolan tersebut adalah kanker ovarium. Kadar protein yang disebut antigen kanker (CA-125) dalam darah sering meningkat pada wanita dengan kanker ovarium.
3. Laparoskopi, sehingga dokter bisa melihat langsung rongga panggul dan organ-organ reproduksi untuk mendeteksi adanya kelainan.
Tidak semua kista memerlukan penanganan medis. Umumnya, kista akan ditindaklanjuti secara medis jika ukurannya besar, menyebabkan nyeri, membuat sering buang air kecil, dan menyebabkan menstruasi terganggu, atau jika dokter merasa kista bisa berisiko menyebabkan kanker. (M&B/SW/Foto: Freepik)