Tidak ada pernikahan yang sempurna. Betapa pun kuat dan stabilnya hubungan Anda, tantangan dan kesalahan tetap tak akan luput dialami. Ya, berbuat salah adalah salah satu hal yang normal dilakukan manusia.
Namun ketika Anda sudah melukai pasangan, maka meminta maaf merupakan jalan terbaik untuk merajut kembali kemesraan. Yang perlu diingat, meminta maaf terkadang butuh lebih dari sekadar kata "maaf". Jangan sampai permintaan maaf Anda malah jadi hal yang perlu dimaafkan.
Gary Chapman, konselor pernikahan dan penulis buku When Sorry Isn't Enough, mengungkapkan bahwa ada beberapa jenis bahasa maaf. Setiap orang dapat memiliki bahasa maaf yang berbeda, maka memahami karakter bahasa pasangan sangatlah penting. Dilansir dari Medium, berikut 5 bahasa maaf menurut Gary. Yuk, kenali bahasa maaf pasangan dan diri sendiri, Moms!
1. Mengungkapkan Penyesalan
Jangan remehkan kerusakan akibat kesalahan yang telah Anda perbuat. Jika melakukannya, Anda akan menghiraukan perasaan pasangan dan permohonan maaf tidak tulus.
Menurut Gary, ketika benar-benar menyesal, Anda tak akan hanya berkata "maaf". Anda perlu menjelaskan kesalahan Anda dengan detail. Katakan bagaimana perilaku Anda memengaruhi pasangan. Fokuskan permohonan maaf kepada perasaan pasangan Anda.
Sebagai contoh, jika Moms lupa menghadiri makan malam yang telah disiapkan dengan matang, jangan sekadar ucapkan, "Maaf Sayang, aku lupa rencana makan malam kita." Moms bisa ucapkan, "Aku minta maaf, Sayang. Aku sangat ceroboh. Kamu sangat penting buatku dan aku sangat salah karena mengecewakanmu dan tidak datang ke acara makan malam kita."
Pastikan permohonan maaf Anda berisi tentang pentingnya hubungan Anda dengan pasangan, perasaan bersalah terhadap ketidaknyamanan yang pasangan rasakan, dan rasa kecewa dengan diri sendiri akibat kesalahan yang telah dilakukan.
2. Menerima Tanggung Jawab
Hindari kata "tapi" dan terima segala tanggung jawab dengan lapang dada. Contoh pernyataan maaf yang menerima tanggung jawab menurut Gary yakni, "Aku tahu yang kulakukan salah dan tidak ada alasan yang membenarkannya."
Menurut Gary, orang dewasa dapat sulit mengakui kesalahannya karena takut harga dirinya akan hancur. Menurut Aaron Lazare, profesor di University of Massachusetts Medical School dan penulis buku On Apology, mengakui kesalahan dapat terasa menyiksa karena membuat kita perlu menyadari bahwa kita tidak sempurna.
Padahal, mengakui kesalahan adalah salah satu bentuk keberanian. John Kador, penulis buku Effective Apology, menyatakan bahwa mengakui kesalahan dan menerima tanggung jawab adalah bentuk integritas manusia.
3. Melakukan Perbaikan
Terkadang kata-kata belum cukup untuk melengkapi proses perbaikan dalam sebuah hubungan. Gary kemudian memberikan beberapa cara untuk membantu Anda memperbaikinya, seperti mengatakan, "Apakah ada yang bisa kulakukan untuk memperbaikinya?" atau, "Aku merasa enggak cukup hanya meminta maaf. Aku ingin memperbaiki kesalahanku. Apa yang menurutmu perlu kulakukan?"
Menurut Gary, langkah ini adalah salah satu ekspresi cinta Anda pada pasangan. Memperbaiki kesalahan adalah salah satu cara untuk meyakinkan bahwa Anda masih menyayangi dan menghargai pasangan Anda.
4. Tidak Ada Pengulangan
Pertobatan tak hanya berlaku terhadap dosa terhadap Tuhan, namun juga terhadap segala kesalahan yang telah kita lakukan. "Jelas saja, tidak cukup meminta maaf lalu kembali melakukan kesalahan Anda" kata Harriet Lerner, psikolog klinis dan penulis buku Why Won't You Apologize?.
Aaron juga mengingatkan bahwa permohonan maaf yang tulus adalah sebuah komitmen, karena membuat kita mengupayakan keberhasilan dalam hubungan dan perkembangan diri.
Guna mengomunikasikan keinginan Anda untuk tidak mengulangi kesalahan, Gary menyarankan penambahan rencana aksi dalam permohonan maaf verbal Anda. Sebagai contoh, Anda bisa tanyakan, "Aku sangat ingin mengubah perilaku ini. Maukah kamu mengingatkanku ketika aku mulai menunjukkan perilaku ini? Hal ini akan sangat membantuku untuk berubah."
5. Memohon Pengampunan
Bahasa maaf yang terakhir adalah Anda perlu memasukkan frase seperti "mohon maafkan aku" dan "apakah kamu memaafkanku?". Menurut Gary, memohon maaf sangatlah penting. Alasannya, memohon maaf akan menandakan bahwa Anda sangat ingin memperbaiki hubungan dan menunjukkan rasa bersalah Anda dengan tulus.
Namun, jangan desak pasangan dan membuat permohonan maaf Anda penuh tekanan. Setelah minta maaf, jangan anggap bahwa Anda pasti telah dimaafkan. Ingat, pasangan Anda telah terluka secara fisik atau mental akibat kesalahan Anda. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)