BABY

Waspada, Skoliosis Bawaan Bisa Timbulkan Masalah Kesehatan Bayi



Setiap orang tua pasti menginginkan anak mereka lahir dan tumbuh dengan sehat. Namun, ada beberapa kondisi tak terduga yang bisa dialami Si Kecil sejak dalam kandungan, yang biasa dikenal dengan istilah penyakit bawaan.

Nah, salah satu penyakit bawaan yang bisa dialami bayi baru lahir atau newborn adalah skoliosis kongenital atau skoliosis bawaan. Kondisi kelainan tulang yang membuat tulang melengkung ke arah samping ini memang umumnya ditemukan pada anak yang berada dalam masa pertumbuhan, yaitu pada usia 10-18 tahun. Namun, jika ini merupakan penyakit bawaan, tanda-tandanya bisa dilihat sejak anak masih bayi.

Mengenal lebih jauh skoliosis bawaan

Berdasarkan data, skoliosis bawaan dialami oleh 1 dari 10.000 kelahiran di seluruh dunia. Alih-alih memiliki tulang belakang berupa garis lurus di tengah punggung, bayi yang lahir dengan kondisi skoliosis bawaan memiliki tulang belakang yang lebih menyerupai huruf "S" atau "C". Lengkungan sumsum tulang belakang ini dapat menyebabkan nyeri punggung yang hebat dan bentuknya memiliki kurva multidimensi yang tak biasa.

Skoliosis bawaan pada bayi bisa dilihat dari beberapa tanda di bawah ini.

  • Miring, bahu tidak rata, dengan satu bilah bahu lebih menonjol daripada yang lain
  • Rotasi leher menyebabkan kepala miring ke satu arah
  • Garis pinggang tidak rata
  • Satu pinggul lebih tinggi dari yang lain
  • Tulang rusuk lebih tinggi di satu sisi
  • Secara keseluruhan terlihat condong ke samping
  • Dalam kasus yang jarang terjadi, mungkin ada masalah dengan sumsum tulang belakang atau saraf yang menghasilkan kelemahan, mati rasa, atau kehilangan koordinasi.

Penyebab skoliosis bawaan

Sesuai namanya, skoliosis jenis ini terjadi sejak bayi ada di dalam kandungan pada awal kehamilan, ketika satu atau lebih tulang belakang tidak terbentuk sepenuhnya. Adapun yang menyebabkan terjadinya skoliosis bawaan pada bayi adalah:

  • Tulang (vertebra) di tulang belakang tidak terbentuk secara normal
  • Satu atau lebih tulang di tulang belakang mungkin tidak ada
  • Tulang terbentuk sebagian
  • Tulang tidak dapat dipisahkan sebagaimana mestinya
  • Selain kurva skoliosis, tulang belakang anak juga dapat mengembangkan kurva lain dengan arah yang berlawanan, di atas atau di bawah area yang terkena, untuk mengimbangi dan mempertahankan postur tegak.

Selain faktor genetik di atas, skoliosis juga bisa disebabkan oleh beberapa macam penyakit, seperti cerebral palsy, sindrom Marfan, neurofibromatosis, osteoporosis, cedera dan infeksi tulang belakang.

Baca juga: Ini Manfaat Pijat Bayi, Tak Hanya untuk Bayi, Tapi Juga untuk Moms

Berbahayakah skoliosis bawaan?

Umumnya, skoliosis bawaan yang terjadi pada anak usia 0-3 tahun masih tergolong skoliosis ringan. Namun, Anda tidak boleh menyepelekannya. Pasalnya, kelengkungan akan bertambah parah ketika anak menginjak usia 10-18 tahun dan bisa memengaruhi organ tubuh lainnya.

Karena tulang belakang terbentuk bersamaan dengan sistem organ lain pada minggu-minggu awal kehamilan, banyak anak dengan skoliosis bawaan juga mengalami masalah kandung kemih, ginjal, atau sistem saraf. Tak hanya itu, mereka juga berpotensi memiliki masalah kesehatan yang berhubungan dengan tulang belakang atau sumsum tulang belakang.

Gejala skoliosis bawaan

Skoliosis bawaan pada bayi biasanya dapat terlihat dengan jelas. Berikut ini tanda-tanda yang harus Anda waspadai sebagai gejala skoliosis bawaan.

  • Ada benjolan kecil di punggung
  • Tangan, jari, maupun kaki terlihat tidak normal
  • Leher atau tulang belakang terlihat kaku atau pendek
  • Anak mengalami kesulitan mendengar
  • Ada indikasi kerusakan ginjal
  • Nyeri di tulang belakang bawah.

Namun, ada juga beberapa gejala khusus yang memerlukan tindakan dokter segera, yaitu:

  • Kedua pundak terlihat tidak rata
  • Bahu bilah memiliki ketinggian atau posisi yang tidak rata
  • Lengan menggantung sebelah
  • Pinggul terlihat tidak rata
  • Anak memiliki masalah dengan saluran buang airnya.

Perawatan skoliosis bawaan

Jangan tunggu kondisi ini berlanjut ya, Moms. Begitu tanda dan gejala terdeteksi, perawatan pun harus segera dimulai. Perawatan skoliosis bawaan meliputi terapi fisik untuk meminimalisir pertambahan lengkung tulang dan menambah kekuatan tulang, penggunaan korset penyangga, serta operasi.

Tak hanya untuk mencegah skoliosis bawaan bertambah parah, perawatan ini juga dibutuhkan untuk mencegah komplikasi, seperti sakit punggung kronis, masalah pada sumsum tulang belakang, kerusakan saraf tulang belakang, ataupun gangguan jantung dan paru-paru.

Untuk mendiagnosis skoliosis bawaan, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik serta melakukan rontgen hingga MRI untuk mengetahui lebih detail bagian tulang belakang. Tak hanya itu, karena skoliosis bawaan biasanya terjadi pada usia kehamilan 8-12 minggu, dokter juga akan melakukan ekokardiogram atau ultrasound untuk menentukan apakah ada organ lain yang juga terpengaruh, seperti alat kelamin, sistem kemih, atau jantung Si Kecil.

Jika skoliosis bawaan sudah cukup parah sehingga memerlukan pengobatan, biasanya akan dilakukan pembedahan. Jenis perawatan bedah akan tergantung pada usia dan tahap pertumbuhan anak. (M&B/Nanda Djohan/SW/Foto: Freepik)