Saat Anda merasakan tanda-tanda kehamilan dan hasil test pack juga memperlihatkan tanda positif, tentunya ini menjadi kabar yang membahagiakan buat Anda dan suami ya, Moms. Namun, setelah beberapa minggu kehamilan berjalan, nyatanya dokter menyatakan bahwa Anda mengalami kehamilan kosong (blighted ovum).
Lantas, apa yang dimaksud dengan kehamilan kosong dan apa yang terjadi sebenarnya? Untuk memahami lebih jauh seputar masalah tersebut, baca penjelasannya lebih lengkap berikut ini, Moms!
Apa itu kehamilan kosong?
Menurut dr. Ardiansjah Dara, Sp.OG, M.Kes. dari MRCCC Siloam Hospital, Jakarta, seorang wanita dikatakan mengalami kehamilan kosong jika tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan janin. Kehamilan kosong sendiri adalah kondisi yang membuat wanita merasa bahwa dirinya sedang hamil, tapi tidak ada janin di dalam kandungan.
Wanita yang mengalami kehamilan kosong memiliki kesamaan dengan wanita hamil pada umumnya, yaitu mengalami tanda-tanda kehamilan yang biasa dirasakan, seperti mual dan muntah,terlambat menstruasi, dan buah dada membesar. Bahkan wanita yang mengalami kehamilan kosong plasentanya juga menghasilkan hormon kehamilan.
Kehamilan kosong sendiri bisa dialami oleh siapa saja, Moms. Dr. Octavia Cannon, spesialis kandungan di Charlotte, AS, mengistilahkan kehamilan kosong atau dikenal juga dengan sebutan anembryonic pregnancy sebagai kondisi di mana seorang wanita mengalami kehamilan, tapi tidak ada embrio yang dihasilkan.
Meskipun sel telur sudah dibuahi dan menunjukkan tanda-tanda kehamilan, karena sesuatu dan lain hal, telur tersebut gagal menjadi embrio. Akibatnya, tubuh tetap hamil dengan semua gejala yang dialaminya. Pada kondisi itu, tubuh telah bersiap untuk kehamilan dengan mengeluarkan hormon dan membentuk kantong kehamilan.
Baca juga: Jangan Keliru, Ini Perbedaan Gejala PMS dan Hamil
Penyebab kehamilan kosong
Sekitar 60 persen kehamilan kosong diakibatkan oleh kelainan kromosom dalam proses pembuahan dan berasal dari sel telur atau sperma dengan kualitas kurang baik. Kelainan tersebut dikenali oleh tubuh, sehingga secara alami tubuh Anda merespons dengan tidak melanjutkan proses pertumbuhan janin.
Kemungkinan penyebab lain adalah akibat infeksi TORCH dan streptococcus, diabetes melitus yang tidak terkontrol, rendahnya kadar hormon beta hCG (human chorionic gonadotropin), dan faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin.
Karena gejalanya tidak spesifik, kehamilan kosong biasanya baru ditemukan setelah terjadi keguguran spontan dan disertai dengan perdarahan. Akan tetapi, untuk gejala awalnya serupa dengan gejala kehamilan pada umumnya, seperti tidak haid, mual dan muntah, payudara mengeras, dan pembesaran perut. Hasil pemeriksaan dengan test pack dan laboratorium juga positif, karena plasenta memang menghasilkan hormon hCG yang menginformasikan ke ovarium dan otak bahwa ada hasil konsepsi di dalam rahim.
Penanganan untuk kehamilan kosong
Untuk kasus kehamilan kosong ini, penanganannya biasanya berbeda-beda, tergantung pada kondisi kehamilan seorang wanita. Pada kasus kehamilan awal, dokter mungkin menyarankan pasien menunggu seminggu dan kemudian melakukan ultrasound berulang, hanya untuk memastikan bahwa tidak ada embrio yang terbentuk.
Bila Moms benar mengalami kehamilan kosong, tindakan yang dilakukan selanjutnya adalah kuret atau mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim. Hasilnya dianalisis untuk mencari penyebab dan cara mengatasinya. Misalnya, bila karena infeksi, Anda akan diobati agar tidak berulang. Bila penyebabnya antibodi, maka dilakukan imunoterapi agar Anda bisa hamil sungguhan.
Baca juga: Kemungkinan Hamil Kembali pada Wanita yang Pernah Keguguran
Kapan bisa hamil lagi?
Dokter umumnya akan menyarankan untuk menunggu 2-3 kali menstruasi sebelum mencoba untuk hamil lagi. Meskipun begitu, penyembuhan usai keguguran setelah hamil kosong bagi setiap wanita akan berbeda-beda, tergantung pada kondisi fisiknya. karena itu, saran dokter untuk hamil kembali umumnya tidak tergantung pada datangnya menstruasi setelah keguguran, tapi kesiapan Moms untuk hamil kembali.
Kehamilan kosong sendiri, menurut dr. Dara, umumnya hanya terjadi satu kali pada setiap ibu. Namun, jika kondisi ini terjadi lebih dari dua kali, Anda dan suami perlu memeriksakan kondisi ini ke dokter. Pasalnya, dikhawatirkan terjadi kelainan genetik yang dapat mencetuskan kehamilan kosong. (M&B/SW/Foto: Freepik)