Type Keyword(s) to Search
BUMP TO BIRTH

Kemungkinan Hamil Kembali pada Wanita yang Pernah Keguguran

Kemungkinan Hamil Kembali pada Wanita yang Pernah Keguguran

Semua ibu hamil tentu akan berusaha sebaik mungkin untuk menjaga kandungannya agar janinnya bisa tumbuh sehat dan lahir dengan selamat. Tapi dalam perjalanannya, bukannya tidak mungkin terjadi hal-hal yang menyebabkan kehamilan terhenti. Keguguran adalah suatu kondisi bila kehamilan terhenti secara spontan atau keluar sebelum janin mencapai usia 20 minggu. Tanda-tandanya bisa berupa keluar darah, mulas, kontraksi, dan ada pembukaan saat diperiksa dalam.

Keguguran atau kehilangan janin dalam kandungan tentunya merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan, bahkan bisa menjadi pengalaman traumatis. Meskipun begitu, sebagian besar Moms yang mengalami keguguran tentu berharap diberikan kesempatan untuk bisa hamil kembali dan kali ini berjalan dengan lancar hingga akhirnya bisa melahirkan bayinya dengan selamat. Sebenarnya, apa yang menyebabkan keguguran dan bagaimana kemungkinan hamil lagi pada wanita yang mengalami keguguran? Berikut ini penjelasannya, Moms.

Penyebab Terjadinya Keguguran

"Jika keguguran terjadi di bawah 10 minggu, 60-70 persen disebabkan kelainan genetik. Bisa jadi karena bibitnya yang kurang baik, sehingga secara alami tubuh akan menghentikan kehamilan sebelum usia 10 minggu. Penyebab lainnya sekitar 20 persen bisa karena hormonal, kelainan rahim, ataupun penyakit penyerta ibu, seperti diabetes atau tiroid. Sementara 10 persen sisanya tidak diketahui penyebabnya," jelas dr. Yuditiya Purwosunu, Sp.OG dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Sementara, penyebab keguguran di atas 10 minggu, menurut dr. Yuditiya, lebih bervariasi. Keguguran akibat kelainan genetik hanya kurang dari 30 persen. "Penyebab lainnya adalah, pertama, kelainan bentuk rahim, misalnya rahim memiliki sekat atau bentuk rahim yang tidak normal. Hal ini butuh pemeriksaan USG untuk memastikan. Kedua, sebagian besar karena kurangnya hormon tiroid yang diproduksi ibu. Pada ibu yang hormon tiroidnya kurang, kehamilan atau janin tidak akan berkembang sampai usia 20 minggu. Ketiga, faktor darah. Ibu dengan darah yang kental lebih rentan keguguran. Keempat, adalah faktor infeksi. Peranannya kecil, tapi bisa menyebabkan keguguran. Infeksi ini misalnya ibu menderita STD (sexually transmitted diseases), TBC, atau infeksi seperti TORCH (toxoplasma, rubella, cytomegalovirus, dan herpes)," tambahnya.

Kemungkinan Terjadinya Keguguran Berulang

Keguguran pada kehamilan pertama disebut dengan abortus imminens (ancaman keguguran). Jika sudah keluar vlek dan mulas, Anda dianjurkan segera ke rumah sakit. "Anda akan di-USG untuk dilihat kondisinya, apakah usia kehamilannya sesuai dengan pertumbuhan janinnya atau tidak. Misalnya di usia 6 minggu, janin sudah harus terlihat dan berada di kantung kehamilan, atau di atas 6 minggu, sudah ada denyut jantungnya. Kalau tidak ada tanda-tanda itu pada kehamilan awal, bisa ditentukan bahwa kehamilan tidak berkembang," kata dr. Yuditiya.

Ibu yang pernah mengalami keguguran berisiko lebih tinggi mengalami keguguran berulang yang disebut RPL (Recurrent Pregnancy Loss). "Ibu yang pernah keguguran sekali, risiko kehamilan berikutnya mengalami keguguran meningkat sekitar 6 persen. Jika sudah dua kali keguguran, untuk keguguran ketiga kalinya akan meningkat sekitar 15-20 persen. Dan pada kehamilan keempat meningkat lebih dari 30 persen.

Pada RPL, penyebabnya harus dicari agar lebih mudah ditangani pada kehamilan berikutnya, apakah terjadi di bawah atau di atas 10 minggu. Selain pengecekan bentuk rahim, kekentalan darah, hormon tiroid, atau kencing manis pada ibu juga harus diperiksa.

Kemungkinan Hamil Lagi

Bagi Moms yang pernah mengalami keguguran, Anda tidak perlu terlalu khawatir. Anda tetap punya peluang untuk hamil dan melahirkan. Ini karena setelah keguguran, tubuh akan mulai melakukan proses untuk kembali ke rutinitas reproduksi seperti biasanya. Begitu juga ibu yang mengalami keguguran berulang (RPL) boleh hamil lagi.

Secara umum, dokter akan menyarankan Anda untuk menunda kehamilan 3 bulan setelah keguguran. Masa ini sebetulnya bertujuan untuk observasi dan mencari tahu penyebab keguguran. Moms juga perlu memeriksakan diri ke dokter setelah mengalami keguguran. Apabila dinyatakan aman, Anda bisa kembali berhubungan seks dengan pasangan.

Untuk memperbesar kemungkinan hamil kembali, Moms sebaiknya menerapkan pola hidup sehat, seperti menjaga pola makan, rutin berolahraga, menghindari stres, serta mengontrol berat badan. Untuk membantu memprediksi masa subur, Anda bisa mengunduh aplikasi khusus penghitung masa ovulasi. Mengetahui saat yang tepat untuk berhubungan seks juga akan meningkatkan kemungkinan terjadinya pembuahan.

"Namun, hamil lagi setelah keguguran tidak disarankan pada ibu yang memiliki penyakit penyerta berisiko tinggi, misalnya pada ibu yang memiliki hipertensi atau mengalami kerusakan ginjal. Jika ibu menderita kerusakan pada ginjal, saat kehamilan fungsi ginjalnya dikhawatirkan bisa menjadi lebih parah. Itulah sebabnya Anda harus sehat optimal sebelum kehamilan," ujar dr. Yuditiya. (M&B/SW/Dok. Freepik)