FAMILY & LIFESTYLE

Dampak Co-Sleeping atau Tidur Sekasur dengan Anak bagi Pernikahan



Membiarkan anak tidur sendirian di kamarnya? Terkadang ini memang bukan hal yang mudah ya, Moms. Tak hanya karena anak takut tidur sendiri, orang tua pun terkadang merasa khawatir untuk berpisah dengan anak sepanjang malam. Kalau sudah begini, co-sleeping atau tidur sekamar dengan anak pun menjadi pilihan yang membuat semua orang tenang.

Kami mengerti, co-sleeping memang sering diterapkan karena orang tua bisa memantau langsung tidur Si Kecil. Namun jika co-sleeping terus-menerus dilakukan, ada dampak negatifnya bagi pernikahan Anda lho, Moms. Yuk, waspadai beberapa dampak negatif co-sleeping bagi pernikahan Anda.

1. Bisa Meningkatkan Konflik

Selalu tidur di kamar yang sama dengan Si Kecil membuatnya sulit menguasai ilmu menenangkan diri sendiri jika terbangun dari tidur. Anak akan merasa ketergantungan dengan Anda yang selalu menjaga anak tidur nyenyak hingga pagi. Kalau terus-menerus seperti ini, Moms bisa kekurangan tidur berkualitas yang berpotensi memicu konflik dengan pasangan.

Mengutip Psychology Today, kekurangan tidur berkualitas artinya lebih banyak emosi negatif dan berkurangnya kemampuan mengatasi konflik. Kalau sudah begini, sedikit saja beda pendapat dengan pasangan bisa memicu cekcok besar. Jangan sampai ini terjadi pada rumah tangga Anda ya, Moms.

2. Memengaruhi Momen Intim

Hadirnya Si Kecil di tengah Anda dan pasangan, tentu bukan momen yang seksi untuk bermesraan dengan Dads ya, Moms. Mungkin ada saja pasangan yang "kreatif" mencari cara dan kesempatan bermesraan saat co-sleeping, tetapi mungkin kebanyakan pasangan tidak sekreatif itu. Bagi para orang tua yang menerapkan co-sleeping, maka mereka harus ekstra cekatan mencari momen untuk berhubungan intim.

Jangan sampai keharmonisan rumah tangga berkurang karena jarang berhubungan intim. Jika memang co-sleeping sangat memengaruhi berkurangnya momen intim Moms dan Dads, maka coba ajarkan Si Kecil tidur di kamarnya sendiri. Sementara waktu, asah kreativitas mencari lokasi dan waktu agar tetap bisa bermesraan dengan pasangan, ya.

3. Sulit Mencari Solusi

Tak bisa dimungkiri, banyak solusi dan ide cemerlang yang muncul saat pillow talk (mengobrol ringan sebelum tidur). Sayangnya, salah satu dampak negatif dari co-sleeping adalah berkurangnya waktu berkualitas untuk mengobrol dengan pasangan sebelum tidur. Padahal, obrolan singkat tersebut biasanya efektif membuahkan berbagai solusi masalah rumah tangga, lho.

Tak hanya itu, mengobrol dengan pasangan sebelum tidur juga bisa membuat komunikasi semakin lancar dan rumah tangga semakin harmonis. Jika hal baik tersebut berkurang karena co-sleeping membuat orang tua hanya fokus pada anak sebelum tidur, maka coba pertimbangkan kembali untuk mengajarkan anak tidur di kamarnya sendiri.

4. Memicu Mombie

Berbagi kasur dengan Si Kecil yang suka menendang-nendang saat tertidur? Hati-hati, kualitas tidur Moms bisa terganggu hingga menjadi Mombie alias Mom-zombie! Ini adalah istilah untuk menggambarkan sosok ibu yang kurang tidur karena terlalu lelah mengurus Si Kecil tanpa henti.

Tidur kurang berkualitas karena berbagai gangguan tentu bisa memicu stres, bahkan bisa memicu gangguan kesehatan mental! Ya, kurang tidur dan kesehatan mental memang dua hal yang sangat berkaitan. Masalah ini bahkan bisa memicu insomnia dan gangguan tidur lainnya. Ingat, memastikan anak tidur nyenyak memang penting, tetapi orang tua juga perlu mengutamakan kesehatan mentalnya. Itu tentu bisa menjadi "bahan baku" menciptakan keluarga yang harmonis.

5. Memicu Frenemy

Selain istilah Mombie, ada juga istilah frenemy atau friend enemy. Ya, kurang tidur berkualitas karena co-sleeping dan rasa tertekan bisa mengubah orang favorit Anda, yaitu pasangan, menjadi frenemy! Bahkan seorang psikolog dari University of California menemukan fakta bahwa orang yang kurang tidur merasa kurang bersyukur dengan kehadiran pasangannya, karena rasa syukur itu terus menurun pada orang yang kurang tidur berkualitas. Wah, kalau sudah begini, bahaya nih, Moms! (Tiffany/SW/Dok. Freepik)