Moms tentu ingin terus mendampingi Si Kecil untuk melindunginya dari berbagai bahaya. Namun, ada kalanya dan kelak Moms tak akan mungkin selalu berada di samping Si Kecil. Untuk itu, Anda perlu mengajarkan berbagai hal yang bisa digunakan Si Kecil untuk melindungi dirinya sendiri. Salah satu yang terpenting adalah body safety.
Pasalnya, anak-anak sangat rentan terhadap pelecehan seksual maupun ancaman fisik berbahaya lainnya. Dilansir dari Motherly, berikut ini 8 hal yang perlu Moms ajarkan tentang body safety kepada balita.
1. Ajarkan Nama Berbagai Bagian Tubuh
Kenalkan nama berbagai organ tubuh dengan benar kepada Si Kecil, terutama organ intim, seperti penis, vagina, bokong, dada, dan puting. Jelaskan bahwa berbagai organ ini perlu terus dilindungi dan tertutup oleh pakaian. Hindari pemberian nama hewan pada organ tubuh tertentu. Dengan begini, Si Kecil bisa menjelaskan dengan benar jika hal buruk terjadi.
2. Pastikan Si Kecil Paham Konsep "Privat"
Jelaskan konsep "privat" dan "publik" kepada Si Kecil. Ceritakan bahwa toilet adalah tempat privat, karena hanya dirinya yang boleh berada di situ, dan dapur adalah tempat publik karena ruangan tersebut bisa didatangi oleh banyak orang.
3. Kenalkan Sosok Kepercayaan
Ajarkan Si Kecil bahwa tidak ada orang yang berhak menyentuh atau melihat organ intimnya. Jika ada seseorang yang ingin melakukannya, maka ia perlu segera menceritakannya kepada orang dewasa yang ia percaya. Selain itu, ajarkan pula jika seseorang meminta Si Kecil untuk menyentuh atau melihat organ intimnya, itu adalah hal yang salah. Bantu Si Kecil untuk memilih 3-5 orang dewasa yang bisa ia percaya, serta pastikan 1 dari mereka bukan anggota keluarga. Hal ini disebut dengan Safety Network.
4. Bicarakan Soal Perasaan
Moms perlu bicarakan soal perasaan dengan Si Kecil. Diskusikan tentang perasaan senang, sedih, marah, dan sebagainya. Dorong Si Kecil untuk mengutarakan perasaannya. Dengan begini, Si Kecil bisa menceritakan perasaan mereka ketika seseorang menyentuhnya dengan tidak pantas.
5. "Aman" dan "Berbahaya"
Bicarakan tentang perasaan "Aman" dan "Berbahaya". Diskusikan pada momen di mana rasa "Aman" dan "Berbahaya" akan muncul. Misalnya, ketika Si Kecil jatuh karena didorong oleh temannya (berbahaya) atau saat Anda membacakan dongeng sebelum tidur (aman).
6. Bercerita saat Merasa Bahaya
Jelaskan bahwa ada tanda-tanda jika ia merasa sedang dalam bahaya. Misalnya, degup jantung yang meningkat, mual, tangan yang berkeringat, dan sebagainya. Biarkan Si Kecil mengutarakan berbagai tanda yang menurutnya dapat menandakan rasa bahaya. Katakan bahwa Si Kecil perlu segera bicara dengan Safety Network yang ia punya ketika merasa bahaya.
7. Jangan Dukung Rahasia
Jelaskan perbedaan dengan "Kejutan bahagia" dengan "Rahasia berbahaya" kepada Si Kecil. "Kejutan bahagia" contohnya adalah ketika merahasiakan pesta kejutan ulang tahun Dads, sedangkan "Rahasia berbahaya" contohnya ketika seseorang menyentuh organ intimnya. Pastikan Si Kecil tahu bahwa jika seseorang memintanya untuk menjaga rahasia berbahaya, maka Si Kecil perlu segera memberi tahu Safety Network.
8. Dorong Si Kecil untuk Mengutarakan Perasaannya
Jelaskan beberapa momen di mana menyentuh organ intim bukanlah masalah, contohnya dokter ketika ia sakit (tapi Moms juga tetap perlu mendampinginya). Selain itu, jelaskan pula bahwa jika seseorang menyentuh organ intim di momen yang tidak pantas maka ia perlu segera berkata, "Tidak!" atau "Jangan!", dan halangi dengan kaki atau tangannya.
Tegaskan kepada Si Kecil bahwa mereka adalah "bos dari tubuh mereka", dan ia tidak perlu mencium atau memeluk seseorang jika ia tak mau. Jelaskan bahwa kita semua memiliki batasan atau body boundary. Hal ini adalah konsep tentang area tak terlihat di sekitar tubuhnya yang tidak bisa dimasuki oleh orang lain tanpa seizinnya. (Gabriela Agmassini/SW/Dok. Freepik)