Setiap anak akan mengalami periode pubertas. Namun kapan pubertas itu datang akan berbeda bagi setiap individu.
Pubertas merupakan masa ketika tubuh anak mengalami perubahan menuju dewasa atau mulai matang secara seksual. Menurut situs MedlinePlus, pubertas pada anak laki-laki biasanya terjadi antara usia 12 hingga 16 tahun. Sedangkan pada anak perempuan, pubertas bisa terjadi antara umur 10 hingga 14 tahun.
Masa pubertas bisa menjadi menjadi periode yang "membingungkan" bagi anak, terutama bagi anak perempuan. Bahkan perubahan yang terjadi pada tubuh buah hati Anda bisa membuatnya malu. Oleh sebab itu, Moms perlu mengajarkan anak perempuan Anda tentang pubertas sejak dini. Berikut ini adalah beberapa tanda pubertas yang perlu Moms beritahu kepada anak perempuan Anda agar ia bisa lebih cepat memahami.
1. Menstruasi
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologist, ciri-ciri pubertas ini pada umumnya terjadi ketika anak berusia 12-13 tahun. Akan tetapi jangan resah apabila Si Kecil sudah mengalami haid saat umurnya baru 9 tahun. Usia tersebut masih tergolong normal, Moms. Kapan anak perempuan mengalami haid, tergantung pada sejumlah faktor, termasuk genetik dan makanan yang dikonsumsinya sehari-hari.
Tak sedikit anak perempuan yang merasa bingung ketika pertama kali mengalami menstruasi. Berbeda dengan buang air kecil yang memiliki tanda-tanda sebelum terjadi, darah haid bisa keluar begitu saja. Tak jarang, anak mengalami menstruasi pertamanya saat berada di sekolah sehingga menimbulkan rasa takut dan malu jika diketahui oleh teman-temannya.
Untuk itu, Moms perlu memberitahu kepada anak apa yang menyebabkan ia mengalami menstruasi serta apa yang harus dilakukan ketika hal itu terjadi. Semakin paham anak tentang tubuhnya, maka ia akan lebih percaya diri menghadapi perubahan yang mungkin terjadi selama masa pubertas.
2. Tumbuhnya Payudara
Ciri fisik pubertas pada anak perempuan yang paling mudah terlihat adalah tumbuhnya payudara. Idealnya, pertumbuhan ini mulai tampak ketika anak memasuki usia 12 tahun. Tak jarang, pertumbuhan payudara tersebut dibarengi dengan rasa sedikit nyeri. Beritahu anak agar tak khawatir karena rasa nyeri tersebut akan menghilang dengan sendirinya.
3. Tumbuhnya Rambut Kemaluan
Selain tumbuhnya payudara, masa pubertas pada anak perempuan juga ditandai dengan tumbuhnya rambut di area kemaluan serta bulu ketiak. Penyebab tumbuhnya rambut ini adalah kelenjar adrenal yang mulai memproduksi hormon yang disebut adrenal androgen. Ini adalah hormon yang memberikan stimulasi pertumbuhan rambut, baik pada anak perempuan maupun anak laki-laki.
4. Keputihan
Keputihan atau keluarnya cairan vagina merupakan salah satu ciri-ciri pubertas pada anak perempuan. Warnanya putih atau bening dengan volume yang tidak terlalu banyak. Kondisi ini tergolong wajar dan merupakan bagian dari sistem reproduksi. Moms juga perlu mengajarkan kepada anak bahwa ia harus lebih menjaga kebersihan area vaginanya agar terhindar dari penyakit dan infeksi.
5. Berjerawat dan Berkeringat
Jerawat dan berkeringat lebih banyak merupakan ciri pubertas yang disebabkan oleh perubahan hormon. Jerawat tidak hanya bisa muncul di wajah, tapi juga di bagian punggung. Ketika tubuh anak semakin besar, hormon akan memberikan stimulasi kepada kelenjar sebasea untuk menghasilkan sebum. Nah, sebum yang terlalu banyak rentan menyumbat pori-pori. Ketika tidak dibersihkan secara menyeluruh, maka jerawat pun rentan muncul.
6. Perubahan Bentuk Tubuh
Bukan hanya payudara yang membesar. Tubuh anak perempuan secara keseluruhan juga akan mengalami perubahan ketika memasuki fase pubertas. Perubahan yang terjadi meliputi pinggul yang menjadi lebih besar, serta bertambahnya lemak di lengan bagian atas, paha, dan juga punggung.
7. Kenaikan Tinggi Badan
Memasuki masa pubertas, tinggi badan anak perempuan bisa mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu 5 hingga 7,5 cm per tahun selama beberapa tahun. Penting bagi Moms dan Dads untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak guna menunjang pertumbuhannya.
8. Perubahan Emosional
Perubahan hormon membuat kondisi emosional anak perempuan menjadi tidak stabil. Suasana hatinya bisa berubah dengan cepat. Selain itu, anak juga mungkin akan lebih sensitif. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)