BABY

Bayi Jarang Menangis, Normalkah Itu? Ini 6 Alasannya, Moms



Bayi dan tangisan, keduanya seakan tak dapat dipisahkan. Wajar saja, mengingat menangis merupakan cara bayi untuk berkomunikasi dengan Moms, Dads, dan orang lain di sekitarnya.

Saat lapar, bayi akan menangis. Begitu pula ketika Si Kecil ingin digendong, ingin popoknya diganti, atau sekadar ingin berada dalam dekapan Moms. Menangis merupakan cara bayi untuk menunjukkan bahwa ia tengah kepanasan, kedinginan, atau merasakan hal-hal yang membuatnya tidak nyaman.

Lantas bagaimana jika bayi jarang menangis? Apakah hal ini menjadi pertanda adanya masalah pada Si Kecil? Faktanya, pola tangisan bayi sangat bervariasi antara satu bayi dengan bayi lainnya. Tidak mudah untuk mendefinisikan waktu normal tangisan bayi per harinya.

Namun pada tahun 2017, ada penelitian yang mengkaji tentang frekuensi tangisan bayi. Penelitian ini melibatkan hampir 9.000 bayi dari seluruh belahan dunia. Berdasarkan penelitian, disimpulkan bahwa rata-rata bayi yang baru lahir akan menangis sekitar 2 jam per hari. Cukup jarang ditemukan bayi yang menangis lebih dari 2 jam per hari.

Kesimpulan lain yang ditarik dari penelitian ini adalah Moms perlu memberikan perhatian lebih jika bayi menangis lebih dari 3,5 jam per hari. Sebab frekuensi itu dianggap sebagai frekuensi menangis yang berlebihan.

Di sisi lain, bayi bisa saja menangis kurang dari 2 jam dalam sehari. Penyebabnya bisa beraneka ragam, mulai dari hal-hal normal hingga adanya indikasi masalah kesehatan, seperti dijelaskan sebagai berikut ini, Moms.

1. Faktor usia

Bayi yang berusia masih sangat muda cenderung lebih jarang menangis. Pada dua minggu pertama kehidupannya, bayi akan lebih banyak tidur sehingga ia lebih jarang menangis. Seiring dengan bertambahnya usia, bayi akan bertambah jam bangunnya dan lebih sadar dengan kondisi diri maupun sekitarnya. Pada saat itu, bayi akan lebih sering menangis.

2. Dalam keadaan kenyang

Salah satu alasan bayi menangis adalah karena ia merasa lapar. Apabila Si Kecil diasuh secara baik dan diberi susu atau makan secara teratur, maka ia akan terbebas dari rasa kurang nyaman akibat haus maupun lapar. Wajar jika bayi jarang menangis apabila ia langsung disusui atau diberi makan mendekati jam laparnya.

3. Popok rutin diganti

Popok yang basah akan membuat Si Kecil merasa tak nyaman sehingga ia pun menangis. Apabila Moms langsung mengganti popoknya saat mulai terlihat penuh atau sudah kotor, bayi pun cenderung jarang menangis.

4. Mengenakan pakaian yang nyaman

Masing-masing bayi memiliki preferensi sendiri mengenai pakaian yang dirasakan nyaman dikenakan. Ketika bayi tidak menyukai baju atau aksesori (topi, bando, atau pita) yang dipakaikan kepadanya, ia cenderung akan lebih rewel. Tapi jika Si Kecil merasa nyaman, tangisannya pun akan berkurang.

5. Suhu lingkungan yang sesuai

Bayi mudah menangis ketika kedinginan atau justru kepanasan. Oleh sebab itu, penting bagi Moms untuk menjaga suhu lingkungan agar sesuai dengan preferensi Si Kecil.

6. Adanya penyakit

Selain kondisi yang membuat bayi merasa nyaman, ada beberapa masalah kesehatan yang mungkin membuat Si Kecil jarang menangis, antara lain:

• Hipoglikemia atau kadar gula darah yang rendah menyebabkan bayi tampak lemah dan jarang menangis.

• Dehidrasi berat. Bayi akan menangis ketika merasa haus. Akan tetapi ia akan terlihat lemah dan jarang menangis ketika mengalami dehidrasi berat.

• Kondisi infeksi berat. Saat terjangkit infeksi yang parah, bayi lama-kelamaan juga akan jarang menangis. Bukan tak mungkin, kesadaran bayi akan menurun apabila infeksi itu tidak segera ditangani. Tanda-tanda bayi mengalami infeksi berat meliputi demam tinggi, tidak nafsu makan atau menyusu, dan muncul gejala sesuai organ yang terinfeksi, seperti batuk, pilek, atau diare.

• Gangguan sistem saraf. Kondisi-kondisi seperti perdarahan otak maupun infeksi otak dapat menyebabkan bayi jadi kurang aktif dan jarang menangis. Gangguan sistem saraf juga bisa menimbulkan gejala seperti demam tinggi dan kejang.

Jadi, wajar jika bayi jarang menangis apabila ia merasa nyaman. Akan tetapi, Anda perlu waspada apabila Si Kecil terlihat lemas, apalagi disertai demam dan gejala sakit lainnya ya, Moms. (Wieta Rachmatia/SW/Dok. Freepik)