Puting payudara merupakan salah satu bagian tubuh yang sensitif. Dalam keadaan normal, puting memiliki tekstur yang lembut dan lembek. Meskipun begitu, bagian tubuh ini juga memiliki otot-otot yang berkontraksi, sehingga terkadang puting juga bisa mengeras, misalnya saat disentuh atau mendapat rangsangan seksual. Nah, ketika mendapat rangsangan, saraf akan menginformasikan otot-otot di sekitar area tersebut untuk berkontraksi sehingga puting akan menjadi keras.
Namun, ternyata bukan cuma itu penyebabnya, Moms. Puting payudara pun bisa mengeras pada beberapa kondisi tertentu. Apa saja sih yang bisa menyebabkan puting mengeras? Berikut penjelasannya, Moms.
1. Cuaca dingin
Menurut para ahli, puting memang bisa mengeras ketika Anda sedang kedinginan. Mirip dengan respons terhadap rangsangan, cuaca yang dingin bisa membuat sel saraf pada puting terstimulasi dan menyebabkan pembuluh darah di dalamnya menyempit. Hal ini pun mengakibatkan puting mengeras saat terpapar udara dingin. Fenomena ini kurang lebih sama dengan kondisi tubuh yang merinding saat kita sedang berada dalam cuaca yang dingin.
2. Menstruasi
Puting yang keras dan terkadang disertai dengan rasa nyeri biasanya dialami seorang wanita menjelang siklus menstruasi, saat hormon progesteron di dalam tubuhnya meningkat. Tak hanya itu, Anda juga mungkin akan merasakan nyeri pada puting payudara. Namun, nyeri pada puting payudara biasanya akan mereda ketika periode menstruasi dimulai.
3. Hamil
Saat hamil, level hormon seorang wanita juga akan meningkat. Perubahan hormon ini bisa membuat puting payudara terlihat lebih menonjol dan besar. Areola–area di sekitar puting–pun akan berubah warna menjadi agak gelap. Peningkatan hormon estrogen dan progesteron juga bisa menyebabkan payudara jadi sangat sensitif dan terkadang terasa nyeri, walaupun hanya tersentuh.
4. Menyusui
Saat Anda sedang dalam masa menyusui, puting juga akan mengeras. Ini merupakan cara alami tubuh untuk membantu bayi agar bisa menyusu dengan mudah. Otot di sekitar areola akan berkontraksi saat dirangsang oleh mulut bayi sehingga puting pun akan mengeras. Namun, ini juga menjadi tanda bahwa Anda siap untuk menyalurkan ASI buat Si Kecil, Moms.
5. Alergi
Alergi terhadap produk, seperti sabun atau bahan pakaian, yang bersentuhan di area payudara juga terkadang bisa menyebabkan puting mengeras. Selain puting mengeras, gejala alergi juga bisa disertai dengan kulit di sekitar payudara yang menjadi kering, kemerahan, gatal-gatal, atau bahkan bersisik dan pecah-pecah.
6. Abses payudara
Abses payudara adalah kondisi adanya benjolan yang berisi nanah akibat infeksi bakteri di area tepat di bawah kulit payudara. Ini merupakan masalah yang kerap dialami ibu menyusui.
Kondisi ini biasanya menyebabkan payudara dan puting tampak bengkak, kemerahan, nyeri, dan terasa panas. Masalah ini bisa ditangani dengan pemberian antibiotik atau mungkin pembedahan jika benjolan sudah parah.
7. Duct ectasia
Duct ectasia adalah kondisi di mana saluran ASI di bawah puting membesar dan tersumbat. Akibatnya, puting pun mengeras, membengkak, mengalami kemerahan, gatal, dan nyeri saat disentuh.
Gangguan ini biasanya dialami oleh wanita yang mendekati masa menopause. Kondisi ini juga bisa berkembang menjadi mastitis atau infeksi payudara lainnya, tetapi tidak ada hubungannya dengan kanker payudara dan tidak akan meningkatkan risiko kanker.
8. Kanker payudara
Puting mengeras juga bisa menjadi salah satu gejala kanker payudara. Beberapa gejala lainnya yang mesti Anda waspadai adalah adanya benjolan di area payudara, kulit di area sekitar puting tampak kemerahan dan bersisik, puting terasa nyeri, dan keluar cairan dari puting. Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segeralah berkonsultasi dengan dokter agar bisa dilakukan pemeriksaan sesegera mungkin. (M&B/SW/Foto: Freepik)